Dewasa ini, kian banyak varian investasi yang dapat dengan mudah Anda lakukan. Anda pun dapat menghendaki dengan sesuka hati jenis investasi yang Anda pilih nantinya. Mulai dari produk investasi yang Anda kelola sendiri hingga investasi yang hanya mengharuskan Anda membayar premi atau setoran wajib setiap periode tertentu tanpa ikut mengelolanya.
Terbatasnya usia produktif hendaknya segera disadari dan diantisipasi. Salah satu contoh tindakan antisipatif yang bisa dilakukan adalah berinvestasi.
Namun, kegiatan berinvestasi tidak dapat begitu saja dilakukan. Anda harus benar-benar mengerti perhitungannya. Ketika perhitungan yang dilakukan sudah tepat, Anda akan memperoleh keuntungan yang cukup besar dari program investasi yang dilakukan. Sebaliknya, ketika Anda melakukan perhitungan yang salah mengenai program investasi yang dijalankan, kerugian finansiallah yang akan Anda dapatkan.
Hal pertama yang wajib diperhatikan ketika seseorang memutuskan untuk berinvestasi adalah faktor inflasi. Acap kali tidak disadari bahwa inflasi itu dapat menggerogoti uang yang Anda simpan maupun Anda investasikan.
Seperti yang sudah diketahui, hampir semua bentuk investasi selalu menerima dampak yang cukup besar ketika terjadi inflasi. Misalkan saja Anda menyimpan harta di bank dalam bentuk tabungan, deposito, maupun produk perbankan lainnya. Apakah semua itu akan bertahan ketika badai inflasi melanda? Sayangnya tidak. Realitas yang selama ini terjadi, sektor-sektor investasi itu pun pada akhirnya menyerah juga manakala inflasi melanda.
Selama ini hanya ada 2 jenis investasi yang dapat berjalan seimbang walaupun sedang terjadi inflasi. Dua jenis itu adalah investasi di bidang properti/agraria dan emas. Kedua jenis ini pada umumnya nilainya berada di atas laju inflasi. Jadi, kemungkinan merugi ketika berinvestasi dalam bidang ini cukup kecil. Untuk lebih detailnya silahkan baca artikel kami tentang investasi properti dan investasi emas.
by Anggoro Prasetyo
Terbatasnya usia produktif hendaknya segera disadari dan diantisipasi. Salah satu contoh tindakan antisipatif yang bisa dilakukan adalah berinvestasi.
Namun, kegiatan berinvestasi tidak dapat begitu saja dilakukan. Anda harus benar-benar mengerti perhitungannya. Ketika perhitungan yang dilakukan sudah tepat, Anda akan memperoleh keuntungan yang cukup besar dari program investasi yang dilakukan. Sebaliknya, ketika Anda melakukan perhitungan yang salah mengenai program investasi yang dijalankan, kerugian finansiallah yang akan Anda dapatkan.
Hal pertama yang wajib diperhatikan ketika seseorang memutuskan untuk berinvestasi adalah faktor inflasi. Acap kali tidak disadari bahwa inflasi itu dapat menggerogoti uang yang Anda simpan maupun Anda investasikan.
Seperti yang sudah diketahui, hampir semua bentuk investasi selalu menerima dampak yang cukup besar ketika terjadi inflasi. Misalkan saja Anda menyimpan harta di bank dalam bentuk tabungan, deposito, maupun produk perbankan lainnya. Apakah semua itu akan bertahan ketika badai inflasi melanda? Sayangnya tidak. Realitas yang selama ini terjadi, sektor-sektor investasi itu pun pada akhirnya menyerah juga manakala inflasi melanda.
Selama ini hanya ada 2 jenis investasi yang dapat berjalan seimbang walaupun sedang terjadi inflasi. Dua jenis itu adalah investasi di bidang properti/agraria dan emas. Kedua jenis ini pada umumnya nilainya berada di atas laju inflasi. Jadi, kemungkinan merugi ketika berinvestasi dalam bidang ini cukup kecil. Untuk lebih detailnya silahkan baca artikel kami tentang investasi properti dan investasi emas.
by Anggoro Prasetyo