Pada tanggal 14 April 2002, pelari maraton tertua Jeny Wood-Allen dari Dundee, Scotland berhasil menyelesaikan lomba ini pada usia 90 tahun 145 hari. Jeny dilahirkan pada tahun 1911 dan berhasil menyelesaikan perlombaan ini dengan catatan waktu fantastis 11 jam 34 menit. Satu hal yang sangat menarik, Nenek Jeny memulai usahanya untuk berlari maraton pada usia yang tergolong muda... benar, pada saat ia berusia 71 tahun. Dokter pribadinya melarangnya melakukan kegiatan itu walaupun kondisi jantung, paru-paru, dan tekanan darahnya mempunyai kualitas yang sama dengan orang setengah dari umurnya. Anaknya pun menyepelekan semangatnya dengan mengatakan, "Ibu, mengejar bis saja Ibu sudah tidak bisa, bagaimana Ibu mampu berlari marathon?" Tahukah Anda bahwa semasa kecilnya Nenek Jeny tidak menyukai atletik, bahkan selalu masuk garis finish terakhir dibandingkan rekan-rekannya?
Bagaimanapun, Nenek Jeny mampu menemukan keyakinan yang positif tanpa menghiraukan masa lalunya. Tidak ada kata terlambat untuk berprestasi, dan tidak ada kata mustahil untuk mencoba. Kekuatan hati dan semangat hiduplah yang membuat hidup menjadi berarti, hasil hanyalah kegembiraan yang kecil belaka. Kegembiraan sesungguhnya menyeruak jika di dalam keberhasilan ada perjuangan dan kemenangan atas hambatan dan ketakutan. Lakukan apa yang harus dilakukan, karena hidup Anda di dunia tidak selamanya. Pergunakan setiap waktu untuk sesuatu yang berarti. Bahkan, meskipun sekarang Anda sudah cukup tua, Anda belum terlambat untuk menjadi Champion bagi diri Anda sendiri dan orang lain melalui hal-hal sederhana yang mungkin tidak pernah Anda perhatikan semasa muda.
Umur bukanlah batasan yang membedakan definisi antara tua dan muda. Seorang manusia tidaklah tumbuh menjadi tua; hanya mereka yang berhenti bertumbuhlah yang merasakan bahwa mereka bertambah tua. Lebih 70% mahasiswa di Amerika Serikat tidak pernah membaca satu buku sampai selesai ketika merekatelah menamatkan kuliah. Sebagian besar manusia tidak mempunyai pengetahuan yang bertambah dan merasa pendidikan berhenti ketika mereka memegang secarik diploma kelulus an. JikaAnda tidak menambah pengetahuan, Anda tidak akan maju berkembang di dalam dunia ini. Contoh yang terbaik datang dari seorang tokoh pengusaha Indonesia yang bernama Dr. Mooryati Soedibyo, pemilik perusahaan Mustika Ratu, beliau baru saja menyelesaikan studinya di Universitas Indonesia dan berhasil meraih gelar doktor (S3). Hal ini bukanlah suatu hal yang fantastis apabila Ibu Soedibyo menggondol gelar doktomya semasa ia masih muda, ia menyelesaikan studinya pada usia yang relatif muda, yaitu 79 tahun.
Ketika para teman sebayanya memikirkan masa akhir dalam hidup mereka, Ibu Soedibyo memikirkan terobosan terbaru untuk menciptakan konsep regenerasi sebuah perusahaan kepada generasi berikutnya. Hal yang sama juga dilakukan oleh tokoh properti begawan Indonesia yang bernama Ir. Ciputra, yang lebih dikenal dengan panggilan Pak Ci. Pada ulang tahunnya yang ke-76, ia malahan mempunyai goal ingin membawa perusahaannya menjadi perusahaan kelas dunia, dan hal ini telah dibuktikannya dengan membangun proyek di luar Indonesia, seperti di Vietnam, India, China, dan Kamboja. Bagaimana dengan kita semua, apakah ada goals atau mimpi-mimpi yang tidak pemah kita raih akibat usia mendera kita? Belajarlah dari mereka yang walau sudah dalam usia senja tetap memiliki semangat juang yang tinggi dan segudang mimpi yang masih ingin dicapai. Jangan pernah mau meninggalkan dunia ini sebagai seorang pecundang! Bangkit dan raihlah kesuksesan Anda.
Tidak seorang pun bertumbuh menjadi tua dengan menjalani hidupnya. Kita menjadi tua ketika kita melupakan mimpi-mimpi kita. Usia mungkin akan mengerutkan kulit, namun antusiasme yang hilang akan mengerutkan jiwaBy: Samuel Ullman