a

Saturday, April 13, 2013

Perlombaan Terbesar di Dunia

Sebuah perlombaan terbesar di dunia sedang berlangsung dengan diikuti oleh jumlah peserta terbanyak selama acara ini diselenggarakan. Ada lebih dari jutaan peserta yang ingin memenangkan perlombaan paling akbar ini. Ketika pistol telah diletuskan, jutaan peserta berduyun-duyun saling dorong mendorong bergerak maju untuk berusaha memosisikan dirinya paling depan. Seperempat perjalanan, lebih dari 50 persen peserta terinjak-injak oleh peserta lainnya dan tidak berhasil melanjutkan perlombaan. Namun, persaingan tetap sengit karena tidak ada satu pun peserta yang ingin mengalah. Mendekati garis finish, hanya segelintir pahlawan yang masih mampu bertahan dan tidak menunjukkan keinginan untuk mengalah. Akhirnya setelah perjuangan panjang yang melelahkan hanya satu peserta yang berhasil memasuki garis finish dan begitu riuh tepukan penonton menyambutnya. Dan tibalah waktu yang paling mendebarkan, yaitu pemberian hadiah yang paling berharga di dunia ini dan pemenangnya adalah ANDA!

Ya, benar! Perlombaan tadi adalah persaingan lebih dari jutaan sperma yang ingin membuahi sebuah induk telur. Perjuangan yang berat akhirnya dimenangkan oleh Anda. SELAMAT! Namun mengapa setelah memenangkan perlombaan yang maha besar itu, kebanyakan manusia merasa dirinya tidak layak, bahkan kebanyakan tidak menjadi seorang juara sejati? Ada dari mereka yang mengeluh karena merasa faktor pendidikannya kurang dibandingkan yang lain; ada juga yang menyalahkan takdir yang tidak berpihak padanya; ada yang takut karena usianya terlalu muda ataupun terlalu tua; dan ada yang mengeluh karena kekurangan fisik atau kelemahan kesehatannya.

Mengenai alasan yang terakhir, bahkan ada yang sangat sehat tidak kekurangan apa pun telah melemparkan handuk putih tanda menyerah bahkan sebelum pertandingan dimulai.
Sukses bukanlah dinilai ketika seseorang memulai usahanya, tetapi sukses dinilai ketika seorang menyelesaikan tugasnya. Bob Wieland, 40 ta¬hun, veteran perang Vietnam yang kehilangan kedua kakinya adalah salah satu peserta yang terakhir memasuki garis akhir di antara 19.413 peserta lainnya di perlombaan maraton kota New York pada tahun 1986. Waktu yang berhasil ditorehnya pun tidak main-main menggelikan, yaitu 4 hari 2 jam 48 menit dan 17 detik. Tentu hal ini terjadi karena ia berlari menggunakan kedua tangannya. Prestasinya tentu bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan, namun semua orang setuju bahwa Wieland memiliki semangat pantang mundur untuk menyelesaikan BobWieland pertandingan yang dimulainya.

Fred Lebow, direktur pelaksana pertandingan bahkan sesumbar mengatakan, "Waktu yang ditorehkan Wieland merupakan rekor marathon yang paling lambat di dunia." Dapatkah Anda bayangkan tiga hari setelah perlombaan berakhir, Wieland masih tetap menggenggam erat impiannya menuju garis akhir? Wieland merupakan potret juara sejati yang mampu memulai dan menyelesaikan perlombaan dalam hidup ini. Tahukah Anda bahwa pada tahun sebelumnya Wieland berlari dengan kedua tangannya dengan jarak 2.784 mil (108 kali jarak maraton normal) dalam "Walk of Hunger" sepanjang negara Amerika Serikat dan ia menghabiskan tiga setengah tahun. Saya yakin Wieland tidak dikenang sebagai seorang pelari cacat yang masuk garis akhir terakhir, tetapi ia dikenang sebagai seorang juara sejati yang mampu paling lama bertahan berlari dibandingkan peserta lainnya dan berhasil menggapai cita-citanya.


Selama saya memiliki sebuah keinginan, saya mempunyai alasan kuat untuk hidup. Cepat puas berarti mati
By: George Bernard Shaw

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...