Jika yang dibutuhkan hanyalah kerja keras dan latihan, ada banyak orang yang melakukan hal yang sama, setiap hari, selama bertahun-tahun. Mengapa mereka semua tidak menjadi sukses/hebat? Ada beberapa orang yang telah mengajar selama 25 tahun, menghabiskan waktu ribuan jam di kelas, namun mereka tetap membosankan dan membingungkan, sama seperti saat mereka mulai dulu. Para peneliti telah menemukan bahwa 'berlatih' saja tidak cukup. Jika Anda terus melakukan sesuatu dengan cara yang salah, Anda hanya akan semakin mahir melakukannya dengan cara yang salah. Pada saat bersamaan, jika Anda terus melakukan sesuatu dengan cara yang sama, Anda akan terus memperoleh hasil yang sama.
Latihan tidak (selalu) menyempurnakan. Latihan membuat permanen.
Sebaliknya, yang menghasilkan kesempurnaan adalah apa yang disebut 'latihan terencana'. Agar latihan terencana, harus ada empat elemen yang menyertainya...
1) Perbaikan yang konstan dan tanpa akhir
Sambil Anda berlatih, Anda harus berfokus untuk terus-menerus memperbaiki hasil Anda. Ini melibatkan pengukuran hasil Anda sebelum dan sesudah setiap sesi latihan. Anda juga harus mengukur hasil-hasil Anda setiap minggu, setiap bulan, dan setiap tahun untuk memastikan kalau Anda terus menjadi semakin baik. Jika target Anda adalah memperbaiki hasil-hasil Anda sebesar 1% setiap minggu, hasilnya adalah peningkatan sebesar 66% setelah satu tahun dan 1.300% setelah 5 tahun. Ini adalah kekuatan dari copounding.
Sebagai contoh, jika tujuan saya adalah untuk menjadi seorang pialang saham yang sukses, saya akan menentukan tujuan-tujuan (hasil-hasil) yang sangat jelas. Misalnya, menghasilkan keuntungan sebesar 25% dari modal saya setiap bulannya. Pengukuran lain dapat berupa mencapai tingkat keberhasilan dalam perdagangan saham sebesar 70%.
Saya lalu akan mengukur hasil saya pada awal setiap sesi perdagangan. Sebagai contoh, saya mungkin awalnya menghasilkan keuntungan sebesar 5% dari modal saya setiap bulannya dan memenangkan 55% dari transaksi yang saya lakukan. Sambil berdagang, saya akan terus berpikir, "Bagaimana cara saya untuk melakukannya dengan lebih baik lagi?" atau, "Apa cara yang lebih baik untuk melakukan hal ini?" Dengan terus-menerus menanyakan pertanyaan ini pada diri Anda, itu akan memaksa Anda untuk secara terus-menerus mengeksplorasi dan menerapkan strategi-strategi yang semakin baik sampai Anda menjadi mahir dalam melakukan apa yang Anda lakukan.
Jika saya seorang pemain golf, saya akan menentukan tujuan menggunakan tongkat golf saya 350 kali, dengan sasaran berhasil meletakkan bola dalam jarak 20 kaki dari pin (lubang) sebesar 80%. Saya akan terus mengukur hasi saya dan melakukan penyesuaian, dan dengan melakukan itu selama berjam-jam setiap harinya, itu menjadi latihan terencana yang pastinya akan memberikan hasil yang positif.
2) Umpan balik eksternal dan penyelarasan kembali
Para pemenang tahu bahwa sebaik apa pun diri mereka, mereka tetap harus selalu mencari umpan balik yang jujur dari para panutan, guru-guru, atau pelatih-pelatih terlatih mereka. Tiger Woods adalah pemain golf terbaik dunia, namun ia tetap menemui seorang pelatih. Mengapa? Pelatihnya tidak sebaik dirinya, namun pelatihnya dapat melihat hal-hal di dalam permainan Tiger yang mungkin tidak dapat dilihat olehnya, sang juara.
Kita sering meminta bantuan pertolongan para mentor dan pelatih untuk menyadarkan kita tentang blind spots (titik-titik buta) kita dan menendang bokong kita saat kita menjadi malas. Kita perlu terus-menerus mendapatkan umpan balik eksternal agar kita dapat membuang titik-titik buta kita dan tetap berada di atas.
3) Pengulangan
Mengetahui apa yang harus dilakukan adalah satu hal. Dapat melakukan apa yang kita ketahui saat ada tekanan adalah hal lain. Pengulangan adalah hal yang mengubah pengetahuan menjadi ketrampilan.
Para pemenang dapat tampil dalam kondisi puncak mereka, meski berada dalam tekanan yang sangat besar, karena mereka sangat sering mengulangi apa yang mereka lakukan sampai-sampai hal itu menjadi sifat alami kedua mereka. Kita sampai ke tingkat kompetensi tidak sadar ketika kita dapat bekerja secara sangat alami, sehingga kita bahkan tidak perlu memikirkannya secara sadar. Hanya saat kita berada dalam 'kondisi mengalir' inilah kita memiliki kinerja yang sempurna.
Rahasia untuk mejadi sangat sukses dan hebat sehingga terlihat tidak perlu berusaha keras adalah pengulangan terus-menerus atas gerakan yang benar. Inilah mengapa Bruce Lee berlatih sebuah tendangan sederhana sebanyak lebih dari 10.000 kali dan Michael Jordan melempar bola ke keranjang 200 kali sehari.
4) Mendorong keluar dari zona nyaman
Bukannya mengulang apa yang telah dapat Anda lakukan, Anda juga perlu untuk terus mendorong diri melewati hal-hal yang nyaman. Begitu Anda mendorong diri Anda keluar dari zona nyaman Anda, zona nyaman Anda akan melebar. Saat pikiran Anda direntangkan menuju sebuah dimensi baru, ia tidak akan kembali ke bentuknya yang semula.
Jadi, sebagai contoh, jika berlari 5 kilometer dalam satu jam terasa nyaman bagi Anda, maka dorong diri Anda untuk menambah jarak 500 meter setiap minggu. Jika Anda melakukan ini secara konsisten, Anda akan menemukan bahwa dalam beberapa bulan Anda akan dapat berlari maraton penuh sepanjang 42 kilometer. Kenyataannya, inilah tepatnya cara orang berlatih maraton atau untuk mencapai prestasi-prestasi yang mengagumkan. Segera setelah mereka merasa nyaman, mereka mulai mendorong diri mereka sedikit demi sedikit sampai akhirnya apa yang mereka capai merupakan sebuah lompatan besar.
by Adam Khoo
Latihan tidak (selalu) menyempurnakan. Latihan membuat permanen.
Sebaliknya, yang menghasilkan kesempurnaan adalah apa yang disebut 'latihan terencana'. Agar latihan terencana, harus ada empat elemen yang menyertainya...
1) Perbaikan yang konstan dan tanpa akhir
Sambil Anda berlatih, Anda harus berfokus untuk terus-menerus memperbaiki hasil Anda. Ini melibatkan pengukuran hasil Anda sebelum dan sesudah setiap sesi latihan. Anda juga harus mengukur hasil-hasil Anda setiap minggu, setiap bulan, dan setiap tahun untuk memastikan kalau Anda terus menjadi semakin baik. Jika target Anda adalah memperbaiki hasil-hasil Anda sebesar 1% setiap minggu, hasilnya adalah peningkatan sebesar 66% setelah satu tahun dan 1.300% setelah 5 tahun. Ini adalah kekuatan dari copounding.
Sebagai contoh, jika tujuan saya adalah untuk menjadi seorang pialang saham yang sukses, saya akan menentukan tujuan-tujuan (hasil-hasil) yang sangat jelas. Misalnya, menghasilkan keuntungan sebesar 25% dari modal saya setiap bulannya. Pengukuran lain dapat berupa mencapai tingkat keberhasilan dalam perdagangan saham sebesar 70%.
Saya lalu akan mengukur hasil saya pada awal setiap sesi perdagangan. Sebagai contoh, saya mungkin awalnya menghasilkan keuntungan sebesar 5% dari modal saya setiap bulannya dan memenangkan 55% dari transaksi yang saya lakukan. Sambil berdagang, saya akan terus berpikir, "Bagaimana cara saya untuk melakukannya dengan lebih baik lagi?" atau, "Apa cara yang lebih baik untuk melakukan hal ini?" Dengan terus-menerus menanyakan pertanyaan ini pada diri Anda, itu akan memaksa Anda untuk secara terus-menerus mengeksplorasi dan menerapkan strategi-strategi yang semakin baik sampai Anda menjadi mahir dalam melakukan apa yang Anda lakukan.
Jika saya seorang pemain golf, saya akan menentukan tujuan menggunakan tongkat golf saya 350 kali, dengan sasaran berhasil meletakkan bola dalam jarak 20 kaki dari pin (lubang) sebesar 80%. Saya akan terus mengukur hasi saya dan melakukan penyesuaian, dan dengan melakukan itu selama berjam-jam setiap harinya, itu menjadi latihan terencana yang pastinya akan memberikan hasil yang positif.
2) Umpan balik eksternal dan penyelarasan kembali
Para pemenang tahu bahwa sebaik apa pun diri mereka, mereka tetap harus selalu mencari umpan balik yang jujur dari para panutan, guru-guru, atau pelatih-pelatih terlatih mereka. Tiger Woods adalah pemain golf terbaik dunia, namun ia tetap menemui seorang pelatih. Mengapa? Pelatihnya tidak sebaik dirinya, namun pelatihnya dapat melihat hal-hal di dalam permainan Tiger yang mungkin tidak dapat dilihat olehnya, sang juara.
Kita sering meminta bantuan pertolongan para mentor dan pelatih untuk menyadarkan kita tentang blind spots (titik-titik buta) kita dan menendang bokong kita saat kita menjadi malas. Kita perlu terus-menerus mendapatkan umpan balik eksternal agar kita dapat membuang titik-titik buta kita dan tetap berada di atas.
3) Pengulangan
Mengetahui apa yang harus dilakukan adalah satu hal. Dapat melakukan apa yang kita ketahui saat ada tekanan adalah hal lain. Pengulangan adalah hal yang mengubah pengetahuan menjadi ketrampilan.
Para pemenang dapat tampil dalam kondisi puncak mereka, meski berada dalam tekanan yang sangat besar, karena mereka sangat sering mengulangi apa yang mereka lakukan sampai-sampai hal itu menjadi sifat alami kedua mereka. Kita sampai ke tingkat kompetensi tidak sadar ketika kita dapat bekerja secara sangat alami, sehingga kita bahkan tidak perlu memikirkannya secara sadar. Hanya saat kita berada dalam 'kondisi mengalir' inilah kita memiliki kinerja yang sempurna.
Rahasia untuk mejadi sangat sukses dan hebat sehingga terlihat tidak perlu berusaha keras adalah pengulangan terus-menerus atas gerakan yang benar. Inilah mengapa Bruce Lee berlatih sebuah tendangan sederhana sebanyak lebih dari 10.000 kali dan Michael Jordan melempar bola ke keranjang 200 kali sehari.
4) Mendorong keluar dari zona nyaman
Bukannya mengulang apa yang telah dapat Anda lakukan, Anda juga perlu untuk terus mendorong diri melewati hal-hal yang nyaman. Begitu Anda mendorong diri Anda keluar dari zona nyaman Anda, zona nyaman Anda akan melebar. Saat pikiran Anda direntangkan menuju sebuah dimensi baru, ia tidak akan kembali ke bentuknya yang semula.
Jadi, sebagai contoh, jika berlari 5 kilometer dalam satu jam terasa nyaman bagi Anda, maka dorong diri Anda untuk menambah jarak 500 meter setiap minggu. Jika Anda melakukan ini secara konsisten, Anda akan menemukan bahwa dalam beberapa bulan Anda akan dapat berlari maraton penuh sepanjang 42 kilometer. Kenyataannya, inilah tepatnya cara orang berlatih maraton atau untuk mencapai prestasi-prestasi yang mengagumkan. Segera setelah mereka merasa nyaman, mereka mulai mendorong diri mereka sedikit demi sedikit sampai akhirnya apa yang mereka capai merupakan sebuah lompatan besar.
by Adam Khoo