a

Sunday, December 23, 2012

Bayangan Sebuah Pohon

Sebuah sekolah dasar mengadakan study tour ke suatu objek wisata. Jalur yang dilalui rombongan study tour tersebut melewati dataran tinggi yang terhampar luas dan menghijau dengan banyaknya pepohonan di mana-mana. Para peserta tur sangat menikmati pemandangan di sepanjang jalan itu. tak terasa tibalah rombongan di sebuah danau.

Di sekeliling danau itu terdapat pohon yang terkenal berusia paling tua di sana. Pohon itu berusia ratusan tahun, sehingga menjadi salah satu daya tarik di kawasan wisata tersebut. Para anggota rombongan pun mulai sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Ada yang bermain-main air di danau, memancing, berlarian ke sana kemari, dan sebagainya.

Di sisi yang lain, tampak sekelompok peserta tur, sedang mendengarkan dengan saksama apa yang disampaikan oleh pemandu tur mereka. Ia adalah seorang kakek yang sudah berumur, tapi tubuhnya terlihat sangat bugar. Ia menceritakan asal muasal danau ini. Kebetulan, dulu sewaktu kecil sang kakek menjadi saksi sejarah terbentuknya danau. Ketika itu ia bertempat tinggal di desa yang terletak di bagian atas dataran tinggi itu. Desanya berdekatan dengan desa yang sekarang telah menjadi danau itu.

"Danau itu sebelumnya adalah sebuah desa yang makmur dan berkelimpahan. Namun, seluruh penduduk dan isinya lenyap karena hantaman air bah yang berasal dari meluapnya bendungan di atas bukit itu. Tidak ada yang tersisa sama sekali. Hanya sebuah pohon besar ini yang masih bertahan hingga sekarang," ucap sang kakek.

Sang kakek kemudian mengajak rombongan itu ke sebuah pohon yang diceritakannya tadi. Pohon ini terkesan mistis, tapi sungguh nyata keberadaannya. "Anak-anakku, dahulu ketika Kakek masih kecil, pohon ini adalah pohon yang tidak berguna dan dijauhi oleh masyarakat desa itu. Karena pohon ini tidak menghasilkan buah. Penduduk desa sering mengambil kayu-kayu dari pohon ini dengan menebangnya, tapi tidak seluruhnya. Kemudian, bagian yang ditebang itu tumbuh tunas baru dan setelah menjadi besar, pohon itu ditebang lagi," tutur sang kakek.
"Kemudian, air bah itu tiba-tiba melenyapkan semua isi desa. Anehnya, hanya pohon itu sajalah yang tersisa dan anak rombongan mendengarkan kisah itu dengan sangat serius karena terpesona bukan akan indahnya alam di sekitar, tapi juga kisah di balik keindahan panorama alam ini yang menjadikan tempat ini semakin indah.

Tak terasa, waktu telah menjelang senja. Rombongan pun harus meninggalkan danau. Namun demikian, banyak pelajaran berharga yang didapakan, yakni kita dapat menikmati dan melihat kebesaran Tuhan yang menciptakan alam ini begitu cantiknya. Kita harus bersyukur diizinkan Tuhan untuk tinggal di dalam karyaNya.

Ketika pohon itu bertumbuh dan kemudian dipangkas, bertumbuh lagi dan dipangkas lagi, dan begitu seterusnya hingga terjadi bencana banjir, hanya pohon itulah yang masih mampu bertahan. Pembaca yang budiman, pohon dalam kisah tersebut sama halnya dengan seorang anak manusia. Pertumbuhan kita dari seorang anak kecil menjadi pribadi seperti sekarang ini tentunya tidak terlepas dari lembah-lembah yang bernama kegagalan; kejatuhan; fitanh; tipu; perlakuan direndahkan, disepelehkan, dihina; dan sebagainya. Justru hal-hal itulah yang menjadikan kita pribadi yang cemerlang. Tanpa melalui lembah itu, hidup kita tidak akan matang. Bersyukurlah atas apa yang telah kita lalui. Jumlah usia belum tentu mencerminkan kualitas pribadi yang sepadan dengan usianya. Ada pribadi yang sudah menua, tapi masih berperilaku seperti anak kecil. Berbedanya jalan kehidupan yang ditempuh akan melahirkan kualitas kematangan kehidupan yang berbeda.

Pohon yang dikisahkan tadi mampu bertahan hingga sekarang, bahkan ketika air bah melenyapkan seluruh isi desa. Mungkinkah pohon itu tetap bertahan jika sebelumnya pohon itu memperoleh perlukan yang baik? Justru karena proses berat yang dialami pohon itu - dipangkas, tumbuh, dipangkas lagi, dan begitu seterusnya - dia menjadi pohon yang kuat. Bisa dibayangkan pedihnya yang dirasakan pohon itu saat menjalani proses itu?

Sering kali kita takut untuk melangkah. Kita takut akan bayangan kejadian-kejadian yang belum terjadi, yang bahkan belum tentu akan terjadi. Bayangan tersebut adalah kabut kehidupan. Hanya orang yang berani menembus kabut-kabut itulah yang akan berhasil. Ada pepatah yang berbunyi, "Yesterday is history. Tomorrow is mystery. But, Today is a gift. That's why it's called present." Yesterday atau masa lalu adalah segala sesuatu yang sudah terjadi dan disebut sejarah atau history yang menjadikan adanya kita sampai detik ini. Tomorrow atau masa depan adalah segala sesuatu yang belum, mungkin, dan akan terjadi. Segala sesuatu yang belum dapat dipastikan kejadiannya, itulah masa depan. Today atau masa sekarang adalah segala sesuatu yang ada dan terjadi saat ini. Masa sekarang dalam bahasa Inggris disebut juga present yang memiliki persamaan arti dengan kata gift yang berarti hadiah atau anugerah. Untuk itu, bersyukurlah atas apa yang boleh terjadi saat ini.

Melangkahlah, karena penerbangan ke luar angkasa sekalipun dimulai dari sebuah langkah sederhana di muka bumi. Segala sesuatu yang tampaknya sederhana, bukan berarti dia biasa saja. Jadikanlah apa yang kita alami sebagai kekuatan untuk melangkah karena Tuhan memiliki alasan mengapa kita yang terpilih untuk melalui lembah itu. Karena kita memiliki kualitas pribadi yang tidak dapat diremehkan. Tuhan tidak mungkin meletakkan seseorang di sebuah lembah tanpa Dia tahu kualitas dan kemampuan orang itu yang bisa menjadi lebih hebat jika berhasil melalui lembah itu. Tuhan sangat mengasihi kita, sehingga kita tidak pernah dibiarkanNya sendirian. Semua yang terjadi akan menjadi sangat indah setelah kita tiba di sebuah tempat, yaitu kesuksesan. Selamat berjuang!
 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...