Suatu ketika ada seorang anak dari keluarga sederhana sedang berjalan bersama sang mama. Mereka dalam perjalanan pulang ke rumah dengan melewati banyak toko. Dalam setiap kesempatan yang ada, si anak selalu meminta dibelikan mainan yang dipajang di toko-toko yang berderet itu.
Anak itu berkata, "Mama, aku mau mainan itu..." Sambil tersenyum sang mama menjawab, "Nanti ya, Nak."
Kemudian, tibalah mereka di rumah. Sesampainya di rumah, si anak berkata kepada mamanya, "Ma, kenapa dari dulu setiap aku meminta sesuatu, Mama selalu diam saja dan berkata nanti, dan tidak pernah membelikannya untukku?"
Sang mama berkata, "Anakku, kebutuhan kita masih banyak. Mama tidak punya cukup uang untuk membelikan setiap permintaanmu. Namun jauh di dalam hati, Mama sangat ingin membelikannya untukmu, bahkan sebelum kamu memintanya. Maafkan Mama, Nak, bukan maksud Mama begitu".
Mendengar jawaban sang mama, si anak itu lalu marah. Ia berteriak sambil menangis, "Mengapa keadaan tidak adil begini?"
Suatu ketika anak itu kembali berjalan bersama sang mama. Kali ini sang mama berniat memberikan kejutan padanya dengan mengajaknya ke sebuah toko setpatu.
Sang anak terlihat gembira sekali. Ia sangat senang dalam memilih sepatu yang sudah sejak lama diinginkannya. Dalam hati sang anak bersyukur, "Terima kasih Tuhan, akhirnya keinginanku terkabul".
Setelah selesai membayar, mama dan anak itu beranjak keluar dari toko. Langkah anak itu tiba-tiba terhenti. Sang mama tak mengerti mengapa anaknya menghentikan langkahnya. "Mama, lihat orang yang ada di seberang jalan itu...", ucapnya lirih kepada sang mama sambil membawa sepatu yang baru saja dibeli.
Ternyata, langkah anak itu terhenti ketika melihat seseorang yang berjalan tanpa memiliki kaki.
Kita mungkin memiliki banyak keinginan baik yang belum dapat kita raih sekarang. Tuhan selalu mencukupkan kita setiap hari. Tuhan mengetahui dan memberikan apa yang paling kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Tidak mungkin orangtua tega membiarkan anaknya menangis. Orangtua selalu memberikan yang terbaik untuk anaknya, nyawa sekalipun akan diberikan demi kebahagiaan anaknya.
Pembaca yang budiman, dalam hidup ini ada yang disebut bekas teman, bekas sahabat, bekas pacar, bekas suami, atau bekas istri. Namun, tidak ada yang namanya bekas orangtua. Karena orangtualah kita hadir di bumi ini.
Orangtualah yang mengasihi kita. Mereka adalah orang terdekat kita walaupun terkadang kita sering melupakan dan mengabaikan keberadaan mereka hanya karena ada orang lain yang baru saja kita kenal.
Berjuanglah untuk hidup yang lebih baik. Perjuangan pasti akan memperoleh hasil. Syukurilah apa yang kita dapatkan itu karena apa yang kita inginkan semakin dekat adanya. Kita akan mengerti apa arti kehidupan sepenuhnya, dengan menghidupi sesama dari hasil keringat kita.