Keyakinan yang Tepat Meningkatkan Keberuntungan
Di Inggris Dr. Richard Wiseman melakukan penelitian terhadap 1000 orang yang sebelumnya sudah disurvei dan dibagi dua: satu kelopok orang yang sangat beruntung, dan satu lagi kelompok orang yang sangat tidak beruntung. Kemudian semua orang itu diminta untuk membeli lotere. Dari 700 orang peserta yang membeli lotere, diperoleh hasil sebagai berikut: 36 menang dan jumlahnya seimbang, yaitu 18 orang termasuk dalam kelompok yang merasa beruntung, dan 18 orang lainnya termasuk dalam kelompok yang tidak merasa beruntung. Dan dari 36 pemenang tadi hanya 2 orang yang berhasil menebak 4 angka yang tepat. Satu dari orang yang merasa beruntung; satu dari orang yang merasa tidak beruntung. Para pembeli undian tadi, baik yang merasa beruntung maupun yang tidak beruntung, masing-masing membeli 3 tiket dan cocok satu angka di satu tiket, dan rugi sekitar 2,5 pounsterling.
Eksperimen ini melibatkan ratusan orang dan loterenya dilakkukan secara acak oleh National Lottery di Inggris, dan tidak bisa ditebak. Jadi mestinya apabila orang yang merasa beruntung betul-betul diberi nasib yang lebih baik dari langit, mereka akan memenangkan jumlah uang yang lebih banyak dan jumlah kemenangan yang lebih tinggi. Nyatanya, datanya seperti itu, walaupun kepercayaan diri orang-orang yang merasa beruntung untuk memenangkan lotere dua kali lebih besar daripada orang yang merasa tidak beruntung.
Jadi dalam hal situasi acak seperti lotere, peran keyakinan sangat kecil. Hasil yang dicapai orang yang mempunyai keyakinan tinggi sama dengan hasil yang dicapai oleh orang yang mempunyai keyakinan rendah. Tetapi hidup tidak seperti lotere, sering kali dalam kehidupan keyakinan kita akan membuat perbedaan. Kenapa? Kalau kita mempunyai keyakinan yang kuat bahwa pasti berhasil, kita akan termotivasi untuk melakukan tindakan; sedang orang yang tidak yakin berhasil sering kali sudah menyerah sebelum bertindak atau bahkan tidak bertindak sama sekali.
Ketika orang memiliki keyakinan pasti berhasil, dia akhirnya pasti berhasil, karena orang ini berjuang lebih keras. Kalaupun mengalami kegagalan, dia akan bangun terus sampai akhirnya sungguh-sungguh berhasil. Sebaliknya, orang yang tidak yakin bahwa akhirnya dia pasti berhasil akan mudah menyerah sebelum dia berhasil.
Sekedar contoh, kalau orang merasa yakin bahwa dia berbakat untuk memanah, dia mau mencoba melakukan tindakan, yaitu memanah; sebaliknya, orang yang merasa yakin bahwa dia tidak bisa memanah tidak akan mencoba memanah sama sekali. Secara ilmiah, orang yang mau mencoba memanah tadi mungkin kena, mungkin luput, tapi yang tidak memanah sama sekali sudah luput 100%. Demikian juga orang yang yakin, yang akhirnya berhasil, dia akan mencoba terus sampai akhirnya panahnya mengenai sasaran. Dan akhirnya dia jadi ahli memanah sesuai dengan keyakinannya. Sedangkan orang yang tidak yakin bahwa akhirnya ia akan berhasil mungkin mencoba satu dua kali, kemudian menyerah, dan akhirnya benar-benar tidak berhasil. Sesuai dengan keyakinannya, dia tidak bisa atau tidak berbakat memanah.
Contoh lain adalah Tiger Wood pegolf nomor satu di dunia. Apakah dia lahir begitu saja dengan bakatnya yang luar biasa, sehingga tanpa latihan langsung bisa menjadi nomor satu di dunia? Ternyata Tiger Wood berlatih lebih lama dan lebih banyak dibanding pegolf mana pun. Ketika pegolf yang lain masih tidur, Tiger Wood sudah berada di lapangan, dan memukul minimal 1000 bola!
Hal ini menerangkan kenapa hidup orang yang merasa beruntung benar-benar lebih sukses dan lebih bahagia, karena dia mengambil tindakan menuju ke arah keberuntungannya dia.
Kesimpulannya, keyakinan seseorang tidak akan meningkatkan keberuntungan dalam situasi acak, tetapi keyakinan seseorang akan meningkatkan keberuntungannya dalam hidup karena keyakinan tersebut akan membuat dia bertindak lebih banyak, lebih persisten, lebih tepat, dibanding orang yang tidak yakin. Dengan demikian, potensi yang digunakan lebih besar, sehingga hasilnya akan lebih besar.
by TDW