a

Monday, April 1, 2013

Salahkanlah Pada Hujan

Bagi Anda yang pernah mengecap masa remaja pada akhir era 80-an pasti tidak lupa dengan penyanyi duet terkenal Milli Vannili. Kejayaan sesaat mereka hancur akibat mereka ketahuan meng­gunakan suara orang lain, bahkan gelar Emmy Award yang berhasil diraih pun ditarik kembali oleh panitia. Mungkin suatu kebetulan, salah satu judul lagu mereka adalah Blame It on the Rain (Salahkanlah pada Hujan), seolah memang ingin menunjukkan sifat asli duet palsu ini. Di dalam lirik lagu itu tersirat kata-kata, "... whatever you do, don't put the blame on you, Blame It on the Rain” (... apa pun yang kau lakukan, jangan salahkan dirimu, Salahkanlah pada Hujan). Dewasa ini, sikap yang satu ini sering menghantui kehidupan setiap orang.

Memang adakalanya kesalahan bu­kan ada di pihak kita, namun walau demikian kitalah yang bertanggung jawab untuk tidak terjebak di dalamnya sebelum kesalahan itu menjadi batu sandungan bagi kesuksesan kita.

Seorang psikolog melaporkan sebuah penemuan yang mencengangkan atas basil surveinya. la melakukan interview dengan para narapidana di penjara-penjara Amerika Serikat. Hasilnya, tidak seorang pun dari mereka yang mengaku bersalah atas tuduhan yang dijatuhkan kepada mereka. Jawaban klasik yang mereka berikan adalah bahwa mereka berada pada waktu yang salah, di tempat yang salah, dan bertemu dengan orang yang salah. Akhir dari penelitian itu menyimpulkan bahwa sekumpulan terbesar orang yang tidak bersalah akan Anda temukan di dalam penjara. Memang sangat ironis, mengingat tempat yang menampung orang bersalah terbanyak di dunia ini adalah penjara.

Seorang tua berjalan dalam kegelapan maim dan berhenti di bawah sebuah lampu jalanan. la terlihat serius mencari-cari sesuatu yang hilang, namun belum kunjung menemukan apa yang dicarinya. Kemudian, datanglah seorang pemuda yang menanyakan, "Apa yang sedang Bapak cari? " Jawab si bapak, "Saya sedang mencari kunci saya yang hilang." Anak muda itu langsung menawarkan bantuannya untuk mencari kunci tersebut. Setelah satu jam mencari, akhirnya si anak muda pun menyerah. Dengan putus asa ia berkata kepada bapak tua, "Kita telah mencari di semua tempat sekitar sini dan belum juga menemukannya. Apakah kunci Bapak hilang di sekitar tempat ini?" Bapak tua itu menjawab dengan malu, "Oh tidak, kunci itu hilang di rumah, tapi rumah saya tidak memiliki penerangan yang cukup sedangkan tempat ini kelihatannya lebih terang daripada rumah saya." Cerita ini mengingatkan kita untuk sekali lagi tidak mencari alasan-alasan atas kegagalan dalam hidup ini di luar sana. Sering kali, alasan-alasan itu justru berasal dari dalam diri kita dan hanya kitalah yang mampu mengubahnya. Bahkan, sekalipun memang berasal dari luar, hal itu pun tidak akan mengubah sesuatu yang positif dalam diri kita.

Mencari "kambing hitam" atas kegagalan kita adalah cara mudah untuk menghindari tanggung jawab menyelesaikan tantangan dalam kehidupan kita. Berhentilah mencari alasan atas kegagalan Anda, cobalah terlebih da¬hulu melihat ke dalam sebelum mencari-cari sebabnya di luar sana. Wayne Dyer mengingatkan bahwa semua usaha pencarian pembenaran di dalam hidup ini adalah sia-sia. Betapapun banyaknya alasan yang Anda temukan di luar sana dan betapapun banyaknya kesalahan orang lain yang mengakibatkan kegagalan Anda, hal itu tetap tidak mengubah diri Anda. Berkomitmenlah untuk mengambil 100% tanggung jawab bagi kesuksesan Anda. Hidup ini adalah hidup Anda sendiri, jangan biarkan faktor luar menghambat pencapaian sukses Anda.

Tindakan menyalahkan adalah penghamburan waktu. Berapa pun besarnya kesalahan yang Anda timpakan ke orang lain, dan berapa pun Anda menyalahkannya, hal tersebut tidak mengubah Anda.

By: Darmadi Darmawangsa

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...