a

Monday, March 25, 2013

Resolusi Investasi di Tahun Macan

Boleh percaya, boleh tidak. Yang jelas, tahun 2010 yang bagi sebagian kalangan ditengarai sebagai tahun macan, dianggap merupakan tahun keras. Mirip perilaku macan. Ya, macan tergolong binatang buas. Untuk kelangsungan hidupnya, selalu mencari mangsa yang bisa diterkam. Lantas apa maknanya bagi kehidupan? Tentu sangat luas. Bergantung bagaimana menyikapinya. Mungkin, Anda beranggapan, hidup akan lebih menantang dibanding tahun 2009. Terserah Anda. Tapi, yang jelas, secara logika, tahun macan atau tahun kelinci sekalipun, tetap saja diperlukan kerja keras dan kerja cerdas agar bisa berhasil. Sebab, kehidupan sebenarnya bukan bergantung tahun, melainkan bergantung bagaimana menyikapinya. Pun demikian juga dalam berinvestasi. Ketika krisis terjadi di tahun 1997 Miami dan juga tahun 2008, cukup banyak yang berhasil dalam berinvestasi. Sementara itu, pada tahun-tahun yang ekonomi bertumbuh pesat, toh ada juga yang gagal investasinya. Lalu, bagaimana resolusi investasi di tahun macan?

Investasi, hakikatnya bisa dibagi menjadi beberapa jenis. Namun untuk memudahkan, kita bagi saja menjadi 2 (dua) area, yakni investasi di sektor riil dan investasi di pasar modal. Apa pun yang terjadi di 2 (dua) area tersebut, tidak bisa dilepaskan kondisinya dari faktor makro ekonomi dan faktor internal dari si pelaku atau investor.

Contoh paling sederhana dari pengaruh faktor ekonomi adalah laju inflasi. Kalau inflasi tinggi maka tingkat bunga juga akan tinggi. Dampaknya, pemilik dana akan menempatkan uangnya di bank. Sebaliknya, kalau tingkat bunga rendah, pemilik dana akan lebih suka menempatkan dananya di saham. Di sisi lain, dengan bunga rendah, termasuk bunga pinjaman, sektor rill akan bergerak Kinerjanya akan bagus, sehingga harga sahamnya juga akan berpotensi menguat.

Dalam realitasnya, kita melihat kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2009 jauh lebih baik dibanding tahun 2008. Pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 4 persen. Lalu, nilai tukar rupiah bertengger di sekitar Rp9.500IUSD. Lebih dari itu, laju inflasi juga tergolong sangat rendah yakni di bawah 3 persen. Lebih hebatnya, indeks pasar saham berada di angka 2530-an. Ini jauh lebih tinggi dibanding tahun 2008 yang berada di angka 1355. Dan bursa effek Indonesia bahkan tergolong salah satu bursa yang memberikan gain tertinggi di dunia. Betapa tidak, gain yang diberikan mencapai 86 persen. Dengan kata lain, kalau Anda berinvestasi di awal tahun 2008 dengan nilai 100 rupiah, maka nilai investasi Anda saat ini mencapai 186 rupiah.

Tentu saja, paparan ini merupakan gambaran umum. Fakta yang terjadi pada setiap investor bisa sangat berbeda. Di pasar modal, misalnya. Kendati secara umum mayoritas investor mestinya menuai keberhasilan, namun, kalau timing pada saat masuk membeli saham keliru, bukan tidak mungkin yang dituai adalah kegagalan alias merugi. Ya, walaupun secara menyeluruh indeks meningkat hingga 86 persen, namun tetap ada saham-saham yang harganya jatuh. Khususnya saham berkategori "gorengan". Dus, dari paparan tersebut, jelas, tidak peduli tahun kapan pun, maka yang paling berpengaruh sebenarnya adalah bagaimana setiap investor menyikapi berbagai fenomena ekonomi yang terjadi di tahun tersebut. Demikian pula di tahun macan.

Kita lihat dulu, bagaimana perkiraan ekonomi makronya. Konsensus para ekonom dan juga proyeksi dari beberapa lembaga risen ternama memperlihatkan bahwa ekspekstasi tahun 2010 bisa lebih balk dibandingkan tahun 2009. Untuk pertumbuhan ekonomi, misalnya, diperkirakan bisa di atas 5 persen. Angkanya akan berkisar di 5,2-5,4 persen. Ini masih lebih tinggi ketimbang 2009 yang diperkirakan berada pada angka 4,4 persen. Demikian juga dengan nilai tukar rupiah, diperkirakan lebih kuat
184' 90 Rahasia Investasi Pribadi dari sekarang dan bisa berada di angka Rp9.000IUS$. Tetapi, di sisi lain, laju inflasi diduga akan lebih tinggi dari tahun 2009, yakni di angka sekitar 6 persen. Demikian pula dengan BI rate, diperkirakan akan meningkat menjadi 7,5 persen, paling tidak itu akan terjadi di semester kedu.a 2010. Dampaknya suku bung-a dana mestinya juga lebih tinggi dari saat ini. Sementara untuk pasar modal, banyak kalangan yakin, angka indeks masih akan tumbuh 'sekitar 20-25 persen dan berada di kisaran 2900-3000 di akhir tahun 2010.

Dengan gambaran seperti itu, investasi mestinya berpeluang tumbuh berkembang secara lebih baik. Namun, dalam realitasnya belum tentu seperti itu. Kenapa? Karena investasi bukanlah sesuatu yang bersifat statis. Ia dinamis dan lebih dipengaruhi oleh perilaku pada saat keputusan investasi dilakukan. Lalu bagaimana konkretnya?

Pertama, kembali ke awal. Tentukan tujuan keuangan di menjelang. Terserah Anda, apa yang mau dijadikan tujuan. Yang jelas, dengan perkiraan ekonomi, yang lebih baik di tahun mendatang, mestinya tujuan keuangan itu juga harus lebih menantang dibandingkan tahun sebelumnya. Kedua, tentukan cara mencapai tujuan keuangan, melalui investasi, dengan mengacu kepada berbagai asumsi ekonomi. Kongkritnya, siapkan apa yang disebut dengan strategic asset allocation, atau alokasi investasi ke berbagai jenis instrumen investasi. Kalau Anda memiliki banyak sumber dana dan ingin masuk ke semua jenis investasi, baik itu di sektor riil maupun sektor keuangan, maka alokasinya tentu berbeda dengan tahun sebelumnya. Demikian juga jika fokus Anda hanya di sektor keuangan.

Ketiga, pastikan rasional ekspektasi Anda terhadap imbal basil dari semua instrumen investasi yang dipilih. Dalam hal ini, penggunaan logika dan analisis sangat penting. Jangan berkeyakinan, kalau pasar modal akan seperti tahun sebelumnya, dalam hal ini 2009 yang tumbuh 86 persen. Untuk mengukur berapa kemungkinan bertumbuhnya mesti dilihat historikal pada tahun-tahun sebelumnya. Itu sebabnya, banyak analis hanya yakin indeks pasar modal akan naik sekitar 20 persen saja. Itu berarti ekspektasi Anda juga sebaiknya di kisaran angka tersebut. Dan jangan lupa, itu dari pasar saham. Sementara itu, jika dihitung secara menyeluruh, dengan menggabungkan ekspektasi imbal hasil di deposito, obligasi, reksadana atau investasi lainnya tentu akan menghasilkan angka yang boleti jadi tidak setinggi itu.

Dari paparan tersebut jelas, jika Anda ingin membuat resolusi investasi di tahun mendatang, maka siapkan beberapa resolusi yang masuk akal namun menantang. Contohnya, investasi tetap bertumbuh secara berkelanjutan, dan memiliki pencapaian tertentu dibanding tahun sebelumnya. Perbaiki imbal hasil dari setiap jenis instrumen investasi. Itu yang utama. Resolusi yang lain, misalnya, sernpurnakan pola pengambilan keputusan tidak lagi dengan melibatkan perasaan atau pengaruh orang lain. Ini penting, sebab, beberapa kegagalan ataupun keberhasilan investasi Anda di tahun berlalu, boleh jadi bukan karena keputusan sendiri, melainkan karena dorongan eksternal. Kondisi seperti ini jelas tidak akan berulang. Jadi, simpulannya, resolusi investasi tidak selalu mesti dalam bentuk angka-angka, namun bisa saja berupa hal yang lebih fundamental dan berdampak jangka panjang dalam aktivitas investasi Anda. Dengan kata lain, membuat target-target kualitatif adalah resolusi yang lebih membumi. Selamat mencoba.
by: Elvyn G. Masassya

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...