a

Monday, March 25, 2013

Portofolio Investasi 2011


Tahun 2010 telah berlalu, bahkan 2011 pun mendekati akhir. Dan kini, sebagian dari Anda mungkin tengah menikmati liburan akhir tahun. Itu hak Anda. Apalagi, kalau beberapa terakhir dilalui dengan banyak kesuksesan, baik dalam aspek finansial maupun nonfinansial. Namun jangan lupa. Waktu tidak pernah berhenti. Dan situasi setiap tahun juga berbeda. Lihat saja pasar modal tahun 2010. Pertumbuhannya luar biasa. Bahkan indeks mencapai angka yang tidak pernah diduga sebelumnya. Naiknya mencapai sekitar 40 persen dibandingkan tahun 2009.

Terus, apakah kondisi ekonomi dan pasar modal tahun-tahun mendatang akan sebaik tahun lalu, atau malah lebih baik? Atau bisa sebaliknya, lebih jelek dibandingkan tahun lalu? Sejujurnya tidak ada yang tahu. Yang jelas pasti tidak sama dengan tahun berlalu. Analis yang paling hebat sekalipun hanya bisa menduga-duga. Menggunakan berbagai indikator dan parameter, lalu membuat perkiraan. Sekali lagi hanya perkiraan. Oleh karena itu, Anda pun sebenarnya bisa membuat perkiraan, bagaimana sketsa tahun mendatang khususnya di aspek perekonomian dan investasi, untuk kemudian menjadi dasar pertimbangan dalam menyusun strategi investasi tahun yang akan datang.

Secara umum, analisa mengatakan tantangan 2011 dan selanjutnya adalah laju inflasi yang mungkin bisa lebih tinggi dibandingkan tahun 2010.1mplikasinya, tingkat suku bunga juga akan mengalami peningkatan. Tetapi di sisi lain, ada peluang Indonesia masuk dalam kategori investment grade. Ini berarti investor asing akan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang layak untuk tempat berinvestasi, kendati sejak tahun 2009/2010, arus investasi khususnya yang bersifat jangka pendek, masuk sang-at besar ke pasar modal Indonesia. Lalu apa implikasi dari semua itu? Sederhananya, portofolio investasi pribadi Anda pada tahun 2011 dan tahun-tahun selanjutnya tentu mesti pula disesuaikan, jika menginginkan hasil yang lebih balk dibanding tahun sebelumnya. Bagaimana caranya? Siapkan portofolio investasi yang lebih fleksibel. Seperti apa?

Pertama, tentukan berapa imbal hasil investasi yang diinginkan untuk tahun mendatang. Kalau Anda setuju dengan perkiraan para analis, bahwa ada kemungkinan tingkat bunga di tahun mendatang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, tentu tingkat bunga deposito berjangka juga akan meningkat. Oleh karena itu, jika parameternya adalah bunga deposito, maka imbal hasil investasi Anda adalah berapa persen di atas bunga deposito. Anggaplah, di tahun lalu, tingkat bunga deposito akan berada di kisaran 7-8 persen, maka hasil investasi Anda secara total adalah diharapkan bisa 1,5 atau 2 kali lipat bunga deposito berjangka. Jika Anda optimis dan agresif, boleh saja mematok 2 kali bunga deposito, atau sekitar 15 persen.

Jangan lupa, itu adalah basil secara menyeluruh terhadap total portofolio Anda. Dalam praktiknya kontribusi masing-masing instrumen pasti akan berbeda. Oleh karena itulah kemudian Anda mesti menyusun secara lebih detail, berapa dana masing-masing instrumen dan berapa basil yang diharapkan.

Kedua, berdasarkan target imbal basil yang diharapkan, selanjutnya disusun portofolio investasi secara umum, yakni, berapa persen dana akan dialokasikan untuk deposito berjangka, saham, obligasi, reksadana, dan lain sebagainya. Itu adalah portofolio diversifikasi sempurna, karena dana investasi Anda akan tersebar di berbagai pro duk investasi. Pain pentingnya hanyalah, berapa persen dana ditempatkan di masing-masing instrumen investasi tersebut. Sebagai misal, jika dana Anda adalah 100 persen, maka bisa saja dialokasikan secara pro rata, ke setiap instrumen investasi yang Anda pilih. Namun, jika Anda tergolong investor agresif, tentu saja terhadap instrumen investasi yang memberikan potensi return lebih tinggi, seperti saham, dapat dialokasikan dana yang lebih besar.

Ketiga, menentukan tenor atau jangka waktu pada masing-masing instrumen investasi yang telah Anda pilih. Benar, bahwa portofolio yang Anda susun adalah untuk tahun yang akan datang. Namun, portofolio itu sendiri bukan berarti mesti selesai pada tahun mendatang itu juga. Artinya, portofolio ini adalah yang Anda susun dan boat untuk mengalokasikan dana investasi Anda, baik yang baru maupun yang sudah ada. Sedangkan investasi itu sendiri bisa tetap Anda pegang sesuai dengan jangka waktu yang diinginkan.

Tenor di sini, misalnya adalah untuk deposito berjangka. Dana yang akan Anda masukkan ke bank, tentu mesti ditentukan untuk berapa lama. Jika Anda yakin, suku bunga akan naik terus, maka pilihannya adalah tenor yang berjangka pendek. Sebaliknya, kalau Anda merasa tingkat bunga akan mengalami penurunan, maka penempatan dana Anda mestinya berdurasi lebih panjang, supaya Anda bisa tetap menikmati bunga yang tinggi, meskipun di pasar, bunga deposito telah mengalami penurunan.

Hal yang sama juga Anda berlakukan terhadap saham. Apakah Anda bermaksud membeli saham semata-mata untuk diperdagangkan di tahun mendatang tersebut, atau ada sebagian yang akan dibeli pada tahun tersebut, namun tujuannya adalah untuk dipegang dalam jangka panjang, atau lebih dari setahun. Hal-hal semacam ini mesti diputuskan secara jelas, ketika menyusun portofolio investasi Anda, agar hasilnya bisa lebih optimal.

Keempat, timing eksekusi. Benar, bahwa portofolio yang Anda susun adalah untuk tahun mendatang, namun eksekusi portofolio tersebut tidak mesti dilakukan sekaligus pada awal tahun. Pada awalnya, jika Anda sudah menentukan berapa dana yang akan Anda investasikan, maka masukkan seluruh dana baru tersebut ke dalam tabungan ataupun deposito berjangka pendek. Setelah itu, dengan melihat perkembangan pasar, maka sedikit demi sedikit, dana tersebut dikonversikan menjadi saham, obligasi ataupun reksadana. Dengan cara tersebut, maka diharapkan portofolio Anda akan optimal karena, Anda masuk pasar pada saat yang tepat. Selamat mencoba.
by: Elvyn G. Masassya
 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...