Adalah benar, bahwa arti kaya bagi setiap orang bisa berbeda-beda. Ada yang mendefinisikan kaya sebagai banyaknya aset yang dimiliki. Tidak peduli apakah orang tersebut memiliki utang sejibun. Ada juga yang lebih realistis dengan mengartikan kaya sebagai banyaknya nilai aset bersih, yakni harga dikurangi dengan utang-utang. Sementara itu, bagi kalangan lain, kaya adalah suatu kondisi di mana aset-aset yang dimiliki bisa memberi manfaat kepada pemiliknya. Ukuran kekayaan di sini bukan lagi dilihat dari besar kecilnya aset, melainkan dari manfaat aset tersebut.
Lepas dari definisi yang berbeda-beda tersebut, pertanyaannya, kenapa ada seseorang menjadi sangat kaya? Kenapa pula ada kalangan yang merasa asetnya tidak pernah bertambah? Bagaimana seseorang bisa menumbuhkembangkan kekayaannya? Benarkah karena nasib baik? Atau karena kerja keras? Atau apa?
Sebagian dari kita yang skeptis, mungkin akan mengatakan bahwa banyak orang yang menjadi kaya, mungkin karena korupsi. Mungkin juga karena diberi kesempatan untuk berbisnis melalui jalur nepotisme, pat gulipat, dan lain sebagainya. Pendeknya, pandangan mengenai orang kaya selalu dilihat dari sisi negatif. Jelas, ini belum tentu benar. Cukup banyak orang menjadi kaya, karena kepiawaiannya melakukan investasi dan atau berbisnis dengan cara baik dan benar. Dus, penyebab orang menjadi kaya raya bisa bermacam-macam. Tentu saja, bila juga melalui cara yang kurang benar. Namun, lepas dari itu, tidak ada salahnya kita cermati, bagaimana orang-orang kaya tersebut menjadi kaya. Apakah memang ada hal-hal berbeda yang dilakukan mereka dibandingkan dengan orang kebanyakan, sehingga kita pantas mengatakan, bahwa mereka memang layak menjadi kaya. Paling tidak, layak dicermati sikap, tindakan dan atau perilaku orang-orang kaya itu – tentu dari sisi positif – sebagai referensi. Lantas apa saja perilaku tersebut?
Pertama, cara berpikir. Orang-orang kaya pada dasarnya memiliki pemikiran bahwa mencari uang dan harta adalah suatu kesemestian. Tujuannya tentu saja bisa berbeda-beda bagi setiap orang. Namun, secara prinsip, mereka memiliki keinginan kuat untuk mendapatkan uang dan kekayaan. Jadi, mereka tidak pernah beranggapan bahwa uang adalah suatu hal yang jelek atau kurang baik. Mencari uang sebanyak-banyaknya merupakan hal lazim. Niat dan keinginan untuk mendapatkan uang dan melipatgandakannya sangatlah kuat. Bagaiaman denganAnda? Apakah Anda memiliki niat yang kuat? Katakanlah Anda bekerja sebagai karyawan dan mendapatkan gaji. Apakah Anda memiliki niat agar gaji Anda bisa mengalami peningkatan? Atau “nrimo” saja menunggu penyesuaian gaji sehubungan dengan laju inflasi? Anda memiliki hak untuk memilih yang paling sesuai bagi Anda. Yang jelas, orang-orang kaya biasanya memiliki keinginan kuat untuk menambah kekayaannya.
Kedua, memahami makna kekayaan dan memiliki target. Orang-orang kaya pada umumnya mengetahui dengan pasti jumlah kekayaannya, dan untuk apa peruntukannya, termasuk ketika mereka menggunakan kekayaan tersebut. Mereka memiliki banyak uang dan kemudian sebagian disumbangkan, apakah itu ke panti asuhan dan lain sebagainya. Tujuan menyumbangkan itu macam-macam, termasuk misalnya, agar mereka merasa lebih bahagia. Dengan kata lain, kekayaan yang dicari memiliki kejelasan makna. Dus, kalau Anda ingin menjadi lebih kaya, ada baiknya juga memahami dengan pasti apa tujuan kekayaan yang hendak Anda raih. Ini seperti ketika Anda mengendarai kendaraan. Mesti jelas tujuannya ke mana, Anda juga memilih jalan yang Anda rasa paling sesuai untuk mencapainya, serta memahami konsekuensinya. Misalnya, bisa terjebak macet, atau membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke tujuan, jika jalan yang Anda pilih berputar-putar.
Ketiga, memahami kapan kekayaan akan dicapai. Kita kerap mendengar kisah para konglomerat yang pada awalnya hidup sangat sederhana. Mereka bahkan rela tidak membeli pakaian bagus, tidak makan enak, dan lain sebagainya dalam kurun waktu yang cukup panjang. Hasil keuntungan dari kegiatan bisnisnya dikumpulkan untuk kemudian menjadi tambahan modal usaha. Dengan kata lain, orang-orang yang kaya berdasarkan hasil bisnis, tidak mencapainya dalam jangka pendek. Tapi mereka yakin bahwa dengan kerja keras, disiplin, kekayaan itu akan dicapai. Bisa dalam kurun waktu 10 tahun atau bahkan lebih. Dari setting ini bisa dipahami, bahwa menjadi kaya sebenarnya bukan upaya yang dicapai dalam waktu singkat. Jika Anda berinvestasi, hasil investasi yang besar, hanya bisa dicapai dalam waktu yang panjang. Tidak serakah, sabar, dan konsisten dalam melakukan investasi. Analogi untuk menggambarkan konsep ini sama seperti ketika Anda mengemudikan kendaraan. Harus jelas tujuannya, jam berapa Anda harapkan tiba di tujuan, jalan mana yang dipilih, dan seterusnya. Ada sistematika yang diterapkan di sini.
Selain hal-hal tersebut, tentu saja masih banyak sikap, perilaku, dan tindakan positif yang bisa dipelajari dari orang-orang kaya sebagai referensi dan pembelajaran bagaimana caranya menjadi kaya. Ini disebut dengan finansial behaviour orang-orang kaya.
by 90 Rahasia Investasi Pribadi