Menyenangkan jika ada tanda "Kegagalan di Depan" di jalan menuju kesuksesan. Maka, kita bisa tahu apa yang menjelang, dan kita dapat menghindarinya. Tapi, hidup tidak seperti itu. Di tengah perjalanan yang tampaknya tenang, kita menuju kesuksesan, dan tiba-tiba...DUER! Jalan ambruk, kita menuruni perbukitan yang curam, dan kita terhenti dalam kondisi teler di depan sebuah tanda yang berbunyi "Selamat Datang di Kegagalan". Meskipun petugas marketing kegagalan akan berupaya memperbaiki gambar di tanda selamat datang itu, toh tidak ada orang yang tertarik mengunjungi tempat semacam ini. Meskipun demikian, semua orang sukses pernah gagal, dan jika Anda ingin sukses, Anda juga akan mengalaminya juga. Sebagai seorang doktor merangkap penjelajah bawah laut Joseph Macinnis berkata, "Kegagalan hanyalah semacam peta pedoman (road map). Setiap orang sukses melihat jejak dalam kegagalan-kegagalan yang dialami. Seperti itulah permainnya".
Setiap orang sukses yang kutanyai berkata bahwa mereka pernah mengalami satu atau dua kegagalan, dan ini juga berlaku pada orang-orang yang tidak kutanyai. Abraham Lincoln gagal dalam bisnisnya sebanyak dua kali, mengalami tekanan batin, dan kalah dalam politik sebanyak 8 kali. Dia terus bertekun dan akhirnya menjadi Presiden Amerika Serikat. Einstein, ilmuwan dunia yang terkenal, gagal dalam ujian untuk meraih diploma insinyur elektronik. Pelukis besar Paul Gauguin mati miskin. Windston Churchill gagal ketika SD, dan gagal tidak hanya sekali, tapi dua kali, dalam ujian masuk Angkatan Darat, dan tetap menjadi perdana menteri Inggris yang hebat. Tidak mengherankan dia berkata, "Kesuksesan merupakan kemampuan untuk melangkah dari kegagalan satu ke kegagalan lain tanpa kehilangan antusiasme".
Francois Parenteau berkata padaku bahwa ketika ia mulai bisnis investasi: "Aku memulai dengan langkah yang sangat jelek. Aku memulai persis seperti seorang atlet terjun payung yang melompat keluar dari pesawat, dan lupa mengembangkan parasutnya. Maka, aku jatuh tertumbuk". Meski demikian, Francois bangkit lagi, hingga ia memperoleh predikat sebagai analisis independen papan atas menurut Business Week. Lance Armstrong juga jatuh di awal kariernya sebagai atlet sepeda : "Aku ada di urutan terakhir dari 111 pembalap. Aku melewati garis finish hampir setengah jam di belakang sang juara, dan saat aku mendaki bukit terakhir, kelompok orang-orang Spanyol menertawaiku dan mencemoohku". Mereka berhenti mencemooh ketika Lance mulai memenangi kejuaran dunia berturut-turut.
Tentu saja, tidak ada yang terbangun di pagi hari, dan berkata, "Kupikir aku akan gagal hari ini". Tetapi, ketika kegagalan terjadi, triknya adalah terus melaju dan bertekun dalam kegagalan. Guru direct marketing Joseph Sugarman berkata, "Aku praktis gagal dalam segala hal yang pernah kucoba, tetapi aku tidak pernah menyerah. Aku hanya sadar bahwa suatu saat kelak aku akan sukses, jika aku terus bertahan".
Maka dari itu, ketika Anda tergelincir dan jatuh di sebuah kota bernama Kegagalan, bangkitlah lagi, keluar dari kota itu, dan lanjutkan perjalanan. Jangan anggap kegagalan sebagai akhir perjalanan Anda. Anggaplah itu sebagai rute alternatif dalam perjalananmu menuju tempat yang jauh lebih baik, yaitu Kesuksesan.
Kegagalan tidak menghentikanmu. Menyerah-lah yang menghentikanmu. Bertekunlah dan singkirkan ketakutanmu akan kegagalan. Kamu bisa menghadapi kegagalan demi kegagalan, karena akan muncul jauh lebih banyak lagi kesempatan untuk sukses. Gerry Schwartz pemimipin eksekutif Onex
By Richard St. John