a

Monday, May 6, 2013

Orang Tua Yang Miskin

Seorang tukang kayu tua berniat untuk pensiun setelah bekerja  lebih dari 35 tahun di sebuah perusahaan developer rumah. Setelah mengutarakan niatnya kepada pemilik perusahaan, ia pun bergegas untuk merapikan mejanya dan bersiap meninggalkan kantornya.  Sang pemilik yang bijaksana memanggilnya dan berkata, "Sebelum Anda  pergi, dapatkah Anda mengerjakan satu proyek rumah terakhir kali untuk perusahaan ini?" Walaupun pak tua itu kelihatan kurang bersemangat  lagi, karena ia segan pada sang pemilik, ia pun menyetujuinya. Dari awal  pekerjaan sampai akhir, si bapak tua bekerja tanpa konsentrasi penuh karena ia merasa tidak ada dampaknya lagi bagi dirinya untuk hasil karya terakhir ini. Ia pun menyelesaikan sebuah rumah dengan kualitas yang sangat buruk. Setelah selesai, sang pemilik perusahaan berkata, "Terima kasih atas usaha Bapak, dan rumah terakhir ini akan saya hadiahkan kepada Bapak sebagai ungkapan rasa terima kasih perusahaan atas dedikasi Bapak selama ini." Betapa kaget dan sedihnya tukang kayu tua 
itu mendengarkan berita itu. Ia begitu menyesal karena ia mengerjakannya dengan setengah hati. la berpikir, "Seandainya saja saya mengetahui bahwa bangunan rumah ini akan dihadiahkan untuk saya, tentu saya akan mengerjakannya dengan sebaik mungkin."

Mereka yang saat ini berstatus karyawan dan bekerja di perusahaan yang memberikan penghasilan setiap bulannya sering kali bekerja secara tidak maksimal karena merasa dalam posisi aman. Namun sadarkah mereka bahwa apa pun kontribusi yang diberikan kepada perusahaan pada suatu saat nanti akan dinilai sesuai dengan bobotnya. Seorang CEO di perusahaan pastilah bukan mereka yang sejak awal mula bekerja di perusahaan itu dengan seenaknya, melainkan mereka sejak awal menginvestasikan waktu dan kerja yang terbaik mereka sehingga suatu saat nanti akan mendapat kepecayaan yang lebih besar lagi.

Anda mungkin berpikir betapa sial dan bodohnya sang bapak yang dengan sia-sia membuang hadiah yang paling berharga baginya. Bagaimana dengan Anda sendiri? Apakah saat ini Anda sedang membangun "istana" kehidupan Anda atau Anda dalam proses menghancurkan "istana" itu? Ingatlab bahwa kehidupan yang diberikan sang Pencipta untuk kita adalah hadiah yang terbesar dalam hidup ini, namun bagaimana Anda menghargainya bergantung pada setiap pilihan sikap dan tindakan yang Anda ambil setiap hari.

Kita setiap hari "membangun" kehidupan kita, sering kali kita belum rnengeluarkan seluruh kemampuan kita untuk membangun sesuatu yang bemilai dan pada suatu saat nanti kita kaget dan kecewa mendapatkan "istana" yang kita bangun tidak lain adalah gubuk derita dalam hidup ini. Kita semua adalah tukang kayu dalam kehidupan ini, kita tidak dapat berbalik ke masa lalu untuk merapikan pekerjaan yang salah. Satu-satunya yang kita miliki hanyalah saat ini, jadi ingatlah selalu untuk "membangun" secara bijaksana. Bangunlah kehidupan Anda dengan komitmen yang tinggi, kebanggaan atas hasil karya Anda, dan lakukanlah dengan senang hati.

Jika seseorang mengambil langkah berani menuju impiannya, dan bertekad untuk hidup sesuai dengan imajinasinya, maka ia akan bertemu dengan kesuksesannya dalam waktu yang tidak ia duga

By: Henry David Thoreau

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...