a

Monday, April 15, 2013

Ubah Percakapan Internal Anda

Sadar atau tidak sadar, kita setiap saat bercakap-cakap dengan diri kita sendiri di dalam pikiran kita, hal ini dikenal sebagai internal dialogue. Pikirkanlah suatu hal buruk yang terjadi dalam hidup Anda, seperti kehilangan pekerjaan, menghadapi hari yang sial, ataupun terjebak dalam kemacetan.

Bagaimana Anda bereaksi? Kata-kata apa yang Anda ucapkan dalam pikiran Anda? Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda-beda untuk menginterpretasikan hal-hal yang tersebut.
Dalam bukunya Learned Optimism, Dr. Martin Seligman menemukan bahwa bagaimana kita menginterpretasikan suatu kejadiaan dapat membedakan apakah kita adalah seorang yang optimis atau pesimis (explanatory style). Seligman mengidentifikasikan bahwa ada tiga elemen primer bagaimana seseorang menjelaskan suatu kejadian, yaitu permanence, pervasiveness, dan personalization.

Permanence artinya apakah kejadian yang terjadi akan terus berulang atau tidak? Jika keadaan buruk terjadi, seorang optimis cenderung berpikir bahwa hal ini tidak akan berlangsung seterusnya. Namun Jika keadaan baik terjadi, ia cenderung berpikir bahwa hal itu akan terus berulang. 

Sebaliknya, seorang pesimis berpandangan lain, ketika keadaan baik terjadi misalnya ketika ia mampu menutup transaksi ia merasa hal itu sebagai sebuah kebetulan dan cenderung berpikir bahwa hal itu sulit diulangi. Namun ketika keadaan buruk terjadi misalnya ditolak oleh pelanggan seorang pesimis akan berpikir bahwa hal ini akan terjadi lagi di kemudian hari.

Pervasiveness artinya apakah suatu kejadian memengaruhi hanya sebatas masalah itu (spesifik) atau berkembang memengaruhi hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan kejadian awal (universal). Ketika hal baik terjadi, seorang optimis akan merasakan hal-hal baik lainnya akan mengikuti kejadian tersebut. Namun sebaliknya, jib hal buruk terjadi, ia akan berpikir bahwa hal itu spesifik dan tidak berhubungan dengan kegiatannya yang lain. Contoh, ketika ia mempunyai masalah di kantor, ia tidak membawa masalahnya pulang dan melanjutkan kekesalannya di rumah. Seorang pesimis berperilaku sebaliknya, ketika hal buruk terjadi, ia akan melampiaskan kekesalannya pada hal yang lain. Sebaliknya, ketika hal baik yang terjadi, ia merasa hal tersebut sebagai sesuatu yang spesifik dan hal baik tersebut tidak berlanjut pada hal-hal lain.

Personalization dapat diartikan apakah seseorang merasa secara pribadi (internal) berperan atas sebuah kejadian atau hal tersebut terjadi di luar kontrolnya (external). Ketika suatu keadaan baik terjadi, seorang optimis yakin bahwa dialah yang menyebabkan hal itu terjadi. Jika hal yang serupa terjadi pada seorang pesimis, ia akan merasa bahwa hal itu terjadi karena orang lain atau di luar kontrol dirinya. Ketika hal buruk terjadi, seorang optimis merasa hal tersebut akibat ulah orang lain atau suatu kondisi yang di luar kontrolnya. Sebaliknya, seorang pesimis merasa bertanggung jawab secara pribadi, bahwa hal itu terjadi karena mereka. Namun, ada catatan mengenai hal yang satu ini. Jika seorang optimis telah berkali-kali mengalami hal yang menyebabkan hal buruk terjadi dalam hidupnya, sudah semestinya ia berubah menjadi seorang yang optimis-realis untuk berani mengakui kesalahannya dan mengambil 100% tanggung jawab untuk mengubahnya.

Dengan mempelajari ketiga elemen tersebut, kita dapat menebak bagaimana respons dan cara pandang seorang optimis dan pesimis. Dengan mengambil sudut pandang seorang optimis, kita dapat lebih cepat bang-kit dari kegagalan, memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan citra diri yang positif dan selalu berharap hal-hal yang baik terus-menerus terjadi dalam hidup nil. Matt Biondi perenang Amerika Serikat adalah salah satu objek yang menjadi penelitian Dr. Seligman. Matt adalah perenang wakil dari Amerika Serikat yang sangat diunggulkan meraih tujuh medali emas di Olimpiade Korea 1998. Namun, pada dua event awal ia hanya mampu meraih sebuah perak dan perunggu. Beberapa pengamat olahraga skeptis apakah is mampu bangkit. Bagaimanapun, Dr. Seligman sangat yakin karena Matt adalah seorang yang optimis yang tidak mudah dipengaruhi oleh hasil jelek sebelumnya. Pada lima event berikutnya, Matt Biondi mampu menyabet lima medali emas sekaligus membuktikan bahwa mereka yang optimis selalu berharap yang terbaik dan mereka akhirnya mendapatkannya. Jika sampai saat ini Anda tetap ingin menjadi pesimis, jawablah pertanyaan saya berikut ini, "Jika kapal yang Anda tumpangi karam dan Anda terdampar di sebuah pulau yang tidak berpenghuni, dan jika ada satu orang lain lagi yang selamat, apakah Anda mengharapkan ia sebagai seorang optimis atau pesimis?" Saya yakin Anda ingin bertemu dengan orang yang optimis. So, Be Optimist and Be the Best!


Orang-orang optimis memiliki kebiasaan untuk menjelaskan setiap hal dengan cara positif. Orang-orang pesimis menjelaskan setiap hal dengan cara negatif
 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...