Sebuah pompa bensin memasang sebuah papan reklame yang besar dengan kalimat, "Hari ini bayar .... Besok gratis!" Banyak orang yang berbondong-bondong antre mengisi bensin di tempat itu. Mereka berangan-angan untuk mendapatkan bensin gratis keesokan harinya. Namun malangnya, ketika mereka datang keesokan harinya dan meminta bensin gratis, penjaga pompa menunjuk kembali ke papan reklame agar orang-orang tersebut membacanya kembali. Dengan marah, orang-orang itu berkata, "Kapan datangnya hari esok?" Jawabnya, tidak pernah. Jadi, janganlah menunda-nunda pekerjaan karena memang tidak ada yang namanya hari esok. Anda harus memanfaatkan hari ini dengan sebaik-baiknya karena esok tak kunjung tiba.
Pekerjaan hari ini harus secepatnya diselesaikan, karena besok mempunyai tantangan yang lain. Jangan mengharapkan orang lain melakukannya untuk Anda, jangan berpikir terlalu lama, janganlah setengah hati memulainya, berikanlah segala yang terbaik untuk memulai dan menyelesaikannya. Strategi efektif dalam menghadapi penundaan adalah dengan mampu "melihat" garis akhir dari tugas yang ingin Anda selesaikan. Selanjutnya, perhatikan secara saksama mengapa Anda menunda penyelesaian tugas itu? Hal-hal apa saja yang jelas-jelas merintangi Anda mencapai suatu progres? Ajukanlah pertanyaan pada diri Anda untuk mencari solusi pemecahan masalah. Janganlah terus melakukan penundaan, hal itu tidak akan pergi begitu saja. Sebaliknya, temukanlah motivasi di balik penyelesaian tugas itu. "Apa yang harus saya lakukan jika tugas yang harus diselesaikan kelihatannya begitu besar dan kompleks?"
Sering kali kita terlalu membesar-besarkan masalah dan mengecilkan kemampuan yang ada di dalam diri kita. Walaupun kelihatannya pekerjaan itu membutuhkan waktu "ratusan tahun" untuk diselesaikan, berhentilah untuk terus memikirkannya dan mulailah mengambil tindakan. Tepat seka¬li jika digambarkan bahwa kebiasaan menunda dapat dianalogikan dengan kartu kredit; setiap kali kita menggesek kartu itu serasa kenikmatan tanpa harus membayarnya saat itu. Namun, kita akan merasakan akibatnya ketika tagihan tersebut datang.
Cobalah merenungkan jawaban dari pertanyaan berikut ini, "Bagai¬mana cara memakan seekor gajah dewasa?" Dapatkah Anda menemukan solusinya? Mungkin Anda langsung saja putus asa karena membayangkan seekor gajah dewasa yang besar dengan bobot lebih dari lima ton dengan daging yang keras dan tak sedap untuk disantap. Pikiran ini tentu langsung saja menghentikan usaha Anda untuk mencari solusi dari tantangan ini. Mau tahu jawabannya? Sederhana, "Satu gigitan demi satu gigitan. " Ya, masalah yang besar dan kompleks dapat diselesaikan secara bertahap. Contoh yang jelas, sapu lidi yang terdiri atas lidi-lidi yang digabung dalam satu ikatan sangat sulit untuk dipatahkan. Namun, jika Anda dapat memisahkannya satu per satu, anak kecil sekalipun mampu mematahkannya. Ingatlah untuk membagi sasaran-sasaran akhir atau goals Anda menjadi bagian-bagian yang mudah untuk dikerjakan. Tepat apa yang dikatakan George Lorimer, "Menunda hal yang mudah akan mengakibatkannya bertambah sulit, menunda hal yang sulit akan membuatnya tidak akan terselesaikan."