Dua pemuda lulusan terbaik sebuah universitas melamar pada perusahaan yang bergerak dalam industri buah-buahan. Mereka langsung diterima dengan jabatan asisten manajer karena prestasi akademis mereka yang sangat mengesankan. Setelah bekerja lebih dari tiga tahun, John dipromosikan menjadi General Manager sedangkan Jack masih tetap menjabat sebagai asisten manajer. Lebih menyakitkan lagi, sesuai dengan kedudukannya, Jack harus melapor kepada John.
Tidak dapat menerima perlakuan tidak adil dari perusahaan, Jack minta bertemu dengan pemilik perusahaan. Jack melampiaskan ketidakpuasan terhadap ketidakadilan yang ia alami. Sang pemilik yang bijaksana berkata kepada Jack, "Apakah Anda ingin mengetahui mengapa saya mengangkat John menjadi GM sedangkan Anda tetap menjadi asisten manajer? "Dengan antusias Jack ingin mengetahuinya. Sang pemilik berkata, "Sebelum saya menjawabnya, saya minta Anda untuk pergi ke pasar saat ini dan memberikan laporan balik kepada saya berapa harga sekilo semangka. " Tanpa banyak bertanya Jack menuju ke pasar dan mencari harga termurah yang ada di pasar. Tidak lama kemudian, Jack dengan bangganya memberi laporan bahwa harga semangka termurah adalah Rp6.000 per kilogram. Sang pemilik kemudian bertanya, "Jika kita mengambil 50 kg berapa harganya?" Jack berkata, "Oh, kalau itu saya belum tanyakan, tunggu sebentar saya balik lagi ke pasar." Jack kembali melaporkan bahwa jika perusahaan membeli 50 kg harganya menjadi Rp5.500 per kilogram. Sang pemilik bertanya lagi, "Bagaimana jika kita membeli 100 kg, berapa harganya? " Jack terlihat marah dan kesal dan berkata, "Hal itu tidak saya tanyakan, saya akan balik tanya lagi." Setelah kembali Jack menyampaikan bahwa jika perusahaan mengambil 100 kg harganya menjadi Rp5.000 per kilogram.
Sambil mengganguk tersenyum, sang pemilik memanggil John dan memintanya melakukan hal yang sama. Tidak seperti Jack, John membutuhkan waktu yang lebih lama. Ketika ia pulang, sang pemilik mengajak Jack untuk mendengarkan hasil laporan temannya itu. John kemudian berkata, "Pak, harga termurah yang ada di pasar adalah Rp6.000 sekilo namun buah yang dijual terlihat kurang fresh dan ketika saya meminta untuk mencobanya ternyata rasanya tidak segar Setelah saya bertanya lebih lanjut, ternyata buah semangka itu tiba di pasar tengah malam setelah menempuh perjalanan selama 12 jam, maka saya tidak memilih pemasok itu. Saya kemudian menemukan pemasok lain yang menyimpan buah semangkanya di dalam lemari pendingin dan kelebihan lainnya buah-buah ini datang subuh tadi pagi dengan hanya menempuh perjalanan selama empat jam. Harga semangkanya memang lebih mahal, yaitu Rp7.000 sekilo, namun jika kita membeli 100 kg, pemasok itu bersedia mengantar buah itu langsung dari ladangnya tanpa dikenakan ongkos kirim dan harganya saya negosiasikan sehingga kita mendapat spesial price Rp4.750 per kilogram dengan pembelian minimal 100 kilogram. Melihat kebutuhan perusahaan kita, angka ini masih masuk akal dan saya putuskan untuk menggunakan pemasok ini." Ketika John selesai melaporkan hasil pengamatannya, Jack terlihat tersenyum lemah sambil mengangguk-angguk, di dalam benaknya ia akhirnya sadar mengapa John pantas diangkat menjadi GM sedangkan dia harus puas untuk menjadi seorang asisten manajer. Benar, kedua orang ini sama-sama diberi tugas yang sama, namun yang seorang bukan hanya sebatas melakukan tugas tetapi mampu berpikir tiga sampai empat langkah ke depan. Ia mampu menerjemahkan keinginan terdalam dari atasannya. Jadilah seorang juara yang proaktif bukannya hanya reaktif terhadap tantangan yang diberikan. Janganlah menjadi orang yang hams disuruh atau didorong orang lain baru bertindak.
Seorang office boy tampak kesal karena habis dimarahi atasannya. Atasannya memarahi karena sudah seminggu lebih keran air yang bocor di toilet belum juga diperbaiki dan tidak ada kesadaran untuk memperbaikinya. Sang office boy menggerutu dan berkata bahwa jika atasannya menginginkan dirinya untuk memperbaiki keran itu sebaiknya langsung saja memberi perintah maka pasti akan ia kerjakan. Sikap reaktif inilah yang saya maksud bukan mental seorang juara.
Untuk menjadi pemain yang diperhitungkan dalam abad ke-21, Anda harus mampu memberi lebih banyak servis dibandingkan pembayaran yang Anda terima
By: Denis Waitley