Anda seorang karyawan/karyawati? Berapa usia Anda? Apakah Anda pernah berpikir tentang masa pensiun nanti, ketika Anda sudah tidak lagi menjadi karyawan/karyawati di perusahaan Anda saat ini? Mungkin sebagian dari Anda tidak merasa khawatir menghadapi masa pensiun, karena perusahaan menyediakan dana pensiun, sebagai ganti gaji Anda. Pertanyaannya berapa besar uang pensiun yang akan Anda terima setiap bulannya: Kebanyakan perusahaan, memberikan uang pensiun bulanan kepada para karyawan/karyawatinya sebesar 30 persen dari penghasilan terakhir yang diterima. Jika dibandingkan dengan nilai penghasilan yang diterima di masa produktif, tentu saja nilai uang pensiun tersebut jauh di bawah penghasilan saat masih aktif Natnun, memang begitu realitasnya. Sehingga tidak heran, cukup banyak karyawan/karyawati yang sudah memasuki masa pensiun, bukannya bahagia menikmati hari tua, malah merasa sengsara karena kondisi finansialnya memburuk. Anda tentu tidak ingin mengalami hal seperti itu, bukan? Dus, melakukan persiapan memasuki masa pensiun, bukanlah hal yang berlebihan.
Lalu, apa yang dimaksud dengan melakukan persiapan memasuki masa pensiun? Sederhana saja. Kesiapan mental merupakan hal wajib. Jika Anda termasuk kalangan pejabat, nantinya bukan pejabat lagi. Jika Anda selama ini, keluar rumah pagi hari dan kembali sore hari, nantinya tentu tidak seperti itu lagi. Singkatnya, kesiapan mental mesti dilakukan jauh-jauh hari, berbarengan dengan kesiapan finansial. Untuk melakukan persiapan finansial, salah satu caranya adalah melalui investasi. Konkretnya, Anda mesti melakukan investasi yang tujuannya adalah ketersediaan dana yang mampu memberikan penghasilan dalam memenuhi kebutuhan finansial di masa pensiun. Pertanyaannya kemudian adalah, investasi seperti apa?
Investasi sebagaimana diketahui adalah salah satu cara memberikan nilai tambah terhadap uang Anda miliki saat ini. Dengan kata lain, jika Anda memiliki tujuan keuangan, apa pun itu, maka salah satu caranya adalah melalui kegiatan investasi. Dan itu berarti, investasi yang Anda lakukan mesti memiliki tujuan. Dus, jika tujuan keuangan Anda adalah memiliki dana yang cukup untuk membiayai kehidupan sesudah memasuki pensiun, maka investasi yang dilakukan mesti sesuai dengan tujuan tersebut. Bagaimana cara menghitungnya?
Sederhana. Jika dari perusahaan tempat Anda bekerja, Anda sudah memperoleh kepastian dana pensiun sebesar 30 persen penghasilan terakhir Anda, maka investasi yang hendak Anda lakukan, mesti mampu memberikan penghasilan setara dengan 70 persen penghasilan terakhir Anda ketika masih bekerja. Itu dengan catatan, kebutuhan Anda setelah pensiun dianggap sama seperti tatkala Anda masih aktif. Tapi apakah faktanya demikian? Rasanya tidak. Kebutuhan akan finansial setelah pensiun mestinya di bawah kebutuhan ketika masih aktif Kenapa? Dari sisi biaya transportasi saja sudah ada penghematan. Sebab, Anda tidak lagi ke kantor. Kegiatan Anda setelah pensiun, relatif lebih longgar. Dan kalau selama ini, alokasi untuk biaya transportasi mencapai katakanlah 20 persen dari penghasilan bulanan Anda, maka setelah pensiun, kebutuhan Anda akan biaya transportasi pasti akan lebih rendah. Konkretnya, total penghasilan masa pensiun memang tidak lagi sama seperti ketika masih aktif.
Itu Baru dari penghematan biaya transportasi. Coba Anda hitung lagi secara lebih detail, kira-kira berapa kebutuhan dana per bulan yang Anda butuhkan untuk membiayai hidup di masa pensiun. Secara umum, karena faktor usia dan lain sebagainya, maka kebutuhan finansial di masa pensiun berkisar antara 60 hingga 70 persen dari penghasilan di masa produktif Itu berarti jika penghasilan di masa produktif adalah umpamakan Rp10 juta per bulan, maka kebutuhan dana di masa pensiun adalah sebesar paling tidak Rp6 juta per bulan. Lalu, dari dana pensiun yang diberikan oleh perusahaan tempat bekerja Anda sudah memperoleh 30 persen dari gaji terakhir atau Rp3 juta. Maka yang harus dilakukan kemudian adalah melakukan investasi dengan harapan bisa memberikan Rp3 atau Rp4 juta per bulan, untuk membiayai hidup Anda di masa pensiun. Lalu bagaimana caranya?
Bergantung pada usia Anda saat ini dan bergantung pada berapa dana dan aset produktif yang sudah Anda miliki. Pemahaman mengenai usia merupakan faktor penting dalam menentukan jenis investasi yang akan dipilih. Usia pensiun di Indonesia secara umum adalah 56 tahan. Artinya, jika saat ini usia Anda di kisaran 40 tahun, maka masih ada "ruang" untuk berkarier selama 16 tahan ke depan. Tetapi jika usia Anda sudah dekat-dekat 50 tahun, maka hanya tersisa sekitar 6 tahun lagi sebelum memasuki masa pensiun. Dalam praktek pengelolaan keuangan pribadi, jika masa pensiun sudah dekat, pilihan investasinya adalah yang konservatif low risk. Sementara jika masa pensiun masih jauh, pilihan investasinya bisa masuk dalam kategori moderat atau perpaduan antara mid dan high risk. Logikanya sangat sederhana.
Pertama, semakin lama waktu tunggu penggunaan uang, semakin rendah nilai uang tersebut. Konkretnya, nilai uang Rp1 juta hari ini, akan lebih rendah nilainya dibandingkan 16 tahun lagi. Jadi, kalau Anda membutuhkan tambahan Rp3 atau 4 juta di saat pensiun nanti, maka nilai uang yang mesti dihasilkan dari investasi bukanlah Rp3 atau 4 juta, tempi harus berkali lipat dari itu. Dengan kata lain, Anda mesti menghitung berapa nilai uang 16 tahun kemudian yang setara dengan Rp 3-4 juta hari ini.
Kedua, kemampuan menanggung risiko. Jika Anda saat ini masih berusia relatif muda, atau masa pensiun Anda masih 16 tahun lagi, maka kemampuan Anda menanggung risiko masih lebih besar dibandingkan
dengan orang-orang yang pensiunnya 5 tahun lagi, atau tahun depan. Oleh karena itu, pilihan investasinya juga akan berbeda.
Nah, dari paparan ini jelas, bahwa investasi dengan tujuan memperoleh dana cukup untuk membiayai hidup di saat pensiun sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Bukan besok mau pensiun, investasi baru mulai dilakukan. Pensiun dalam arti masa produktif tidak bisa dihentikan, seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya usia. Apa yang bisa dilakukan hanyalah melakukan persiapan dengan baik. Persiapan yang dimulai jauh-jauh hari, mestinya akan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan persiapan yang tergesa-gesa. Selamat berinvestasi untuk persiapan pensiun.
by: Elvyn G. Masassya