a

Friday, November 23, 2012

Kalau Bukan Sekarang, Kapan Lagi

Dikisahkan terdapat seorang anak muda yang setiap hari melintasi jalan di sebuah kota besar. Anak muda itu menggunakan kantong plastik yang cukup besar untuk mengumpulkan sisa-sisa sampah yang berhasil dikumpulkannya dalam satu hari. Sampah-sampah itu digunakan sebagai bahan daur ulang sebuah produk. Setiap hari anak muda itu menyusuri jalanan yang sama dan menghampiri setiap tempat pembuangan sampah untuk mencari sampah plastik bekas.
Tak terasa, anak muda itu berhasil mengisi hampir penuh kantong plastiknya. Pada hari ketiga, ia bergegas untuk menyetorkan hasil itu kepada seorang pengepul sampah. Setibanya di tempat pengepul, tibalah saat untuk melakukan pengecekan dan penimbangan terhadap hasil barang bawaan anak muda itu. Saat dilakukan pengecekan, betapa terkejutnya pengepul itu karena ternyata yang ada di dalam kantong itu tidak hanya sampah plastik. Anak muda itu juga membawa serta benda-benda lain yang menurutnya layak dijual. Kemudian, pengepul itu menegur anak muda itu, "Anak muda, bapak hanya membutuhkan plastik bekas saja  yang akan didaur ulang, bukan yang lain. Jadi, lain kali tolong diperhatikan lagi."

Mendengar teguran itu, si anak muda menjawab, "Tapi benda-benda yang lain ini juga masih bisa digunakan dan dimanfaatkan?"
"Benar sekali anak muda, tapi bapak hanya memerlukan sampah plastik saja," jawab pengepul itu dengan bijak.
"Begini, sekarang terimalah uang ini sebagai hasil jerih payahmu.. Bapak hargai semuanya termasuk benda yang tidak seharusnya ini. Bapak memahami karena kamu adalah orang baru, jadi wajar saja jika kamu melakukan kesalahan," ucap pengepul itu dengan bijak.
Setelah semuanya selesai, pemuda itu berpamitan pulang dan berterima kasih atas nasihat dari pengepul itu dan berjanji akan memperbaiki kesalahannya itu.

Dalam kehidupan ini kita hidup ibarat sebuah kantong. Jika di sepanjang jalan kita menemukan sesuatu dan kita tidak memilah-milah dan memikirkan manfaatnya secara bijak dalam mengambil segala sesuatu yang kita temukan tersebut, maka kantong kehidupan kita ini akan penuh sehingga membuat hidup ini terasa berat. Ambillah sesuatu yang baik dalam hidup ini karena hal yang baik pasti membaikkan. Belajarlah dari setiap kesalahan dan kegagalan yang kita lalui dan kemudian perbaikilah. Bangun sikap mental positif dalam segala aspek kehidupan.
Pembaca yang budiman, bila keadaan kita sekarang masih belum sesuai seperti apa yang kita inginkan, cobalah melihat cara-cara yang kita gunakan selama ini. Gunakan cara yang berbeda dan tinggalkan cara yang lama. Cara lama menghasilkan sesuatu yang sama dan tidak mengubah keadaan hidup kita. Hal ini dapat diilustrasikan seperti di dalam sebuah pertandingan kungfu, di maa kedua pendekar pernah saling bertemu sebelumnya. Tentu kedua pendekar itu menggunakan jurus-jurus yang berbeda untuk dapat mengalahkan satu sama lain tanpa meninggalkan hal yang sudah baik. Bagaimana jika salah satu dari mereka masih menggunakan jurus-jurus lama yang pernah didemonstrasikan di pertandingan yang lalu?
Jika sekarang kita belum bisa, maka belajar dan mencobalah melakukan perubahan kecil. Perubahan kecil kelak akan menjadi kebiasaan. Perhatikan orang-orang yang hidupnya belum baik sekarang. Mereka belum menyadari atau sudah menyadari keadaannya, tetapi tidak mau berubah. Kesulitan adalah sarana kehidupan untuk menyadarkan kita akan cara-cara kita agar berusaha lebih keras lagi. Jadi kalau bukan sekarang, kapan lagi?
by Davit Setiawan
 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...