Ada pepatah yang mengatakan bahwa suatu kejadian terjadi dua kali, pertama terjadi di pikiran seseorang dan kedua terjadi secara nyata dalam bentuk tindakan yang mendapatkan hasil. Anda tentu sering mendengar bahwa apa yang Anda pikirkan setiap hari itulah yang menjadi kenyataan. Namun, hal itu tidak seluruhnya benar, karena kebanyakan orang mempunyai niat yang brilian bagi dirinya namun tidak direalisasikan dalam bentuk tindakan. Setiap hari, pikiran kita berisi suatu perjalanan tindakan yang akan kita lakukan hari itu; kita sebenarnya tahu apa yang harus dilakukan namun pikiran kita bernegosiasi dengan keras untuk melakukannya dengan cara yang termudah dan ujung-ujungnya mengarah ke penundaan pekerjaan (procrastination).
Ada dua tipe penundaan. Pertama, penundaan yang mengakibatkan kita tidak pernah mengambil tindakan awal, dan kedua penundaan yang mengakibatkan tidak terselesaikannya tugas yang ingin kita selesaikan. Saya yakin Anda setuju dengan saya 100% bahwa faktor penundaanlah yang banyak menghambat dan memperlambat seseorang mencapai kesuksesannya. Banyak orang menunda dengan alasan menunggu waktu terbaik untuk memulainya. Alasan itu begitu masuk akal sehingga kita sering kali membohongi diri kita sendiri.
Dalam proses menyelesaikan buku ini, setiap hari saya memikirkan hal-hal apa saja yang mesti saya tuliskan. Begitu banyak ide yang brilian berseliweran untuk ditindaklanjuti, namun sering kali saya menemukan diri saya mencari alasan bahwa ide tersebut akan saya tulis besok karma hari ini bukan hari yang tepat, anak sedang rewel di rumah sehingga ke mana pun saya akan mulai menulis ia selalu membuntuti saya, istri mengajak pergi ke mal, atau alasan-alasan logis lainnya yang mengakibatkan penundaan. Akhirnya, sebuah hari yang produktif telah berakhir dan saya terbaring di tempat tidur berjanji akan melakukannya besok. Dan bukanlah kejutan jika besok saya pun mengalami begitu banyak alasan masuk akal sehingga menunda lagi. Ada satu tip efektif yang dapat kita pakai untuk menghadapi penundaan, bagilah pekerjaan itu menjadi bagian-bagian yang lebih kecil lagi sehingga Anda tidak merasa "tertekan" dalam menjalankannya.
Jawablah pertanyaan saya, apakah Anda mampu menulis buku setebal 400 halaman? Wow, Anda mungkin langsung panik membayangkan begitu banyak waktu, pikiran, dan tenaga yang harus Anda kerjakan dan tiba-tiba perasaan Anda tertekan dan negatif. Namun, jawablah pertanyaan saya lagi, mampukah Anda menulis satu halaman per hari selama 400 hari ke depan? Tentu pertanyaan ini sedikit lebih mudah daripada pertanyaan sebelumnya. Akan tetapi, ketika Anda mulai merenungkan komitmen untuk melakukannya selama 400 hari, saya yakin Anda mulai merasa tertekan lagi. OK, pertanyaan selanjutnya, mampukah Anda menulis satu halaman hari ini saja dan tidak perlu memikirkan apa yang hams Anda tulis besok, minggu depan, bulan depan? Bagaimana, kelihatan mudah bukan?
Norman Vincent Peale menguatkan, "Setiap orang mampu melaku- kan apa saja yang ia inginkan. Berapa besar seseorang mampu melakukan sangatlah bergantung pada empat faktor, antara lain (1) Desire (keinginan), (2) Faith (keyakinan), (3) Persistent Effort (usaha yang pantang menyerah), (4) Ability (kemampuan). Jika Anda kurang pada tiga faktor yang pertama, kemampuan terbaik Anda pun tidak akan banyak menolong. Kesimpulannya, fokuslah pada tiga faktor pertama dan hasilnya akan membuat Anda tereengang."
Apa pun nama dari kekuatan ini talc mampu saya katakan; yang saya tahu bahwa kekuatan ini ada dan ia hanya muncul ketika seseorang benar-benar mengetahui apa yang diinginkannya dan memutuskan untuk tidak mau menyerah sampai ia mendapatkannya
By: Alexander Graham Bell