a

Tuesday, April 30, 2013

Mengubah Kekalahan Menjadi Kemenangan

Taufik Hidayat, salah satu pemain bulutangkis kebanggaan Indonesia patut diberi tempat khusus sebagai olahragawan yang mengharumkan nama bangsa. Bagaimana tidak, anak muda yang dikenal dengan sebutan Bad Boy (si Bengal) karena tindak tanduknya yang nyentrik dan temperamental di lapangan itu menorehkan prestasi yang luar biasa bagi bangsa Indonesia. Keberhasilannya mendapatkan medali emas satu-satunya di Olimpiade Athena tahun 2004 dan menyumbangkan emas di kejuaraan Asian Games XV, 2006, di Doha, Qatar membuktikan kepiawaiannya sebagai seorang maestro.

Mengapa saya kategorikan Taufik sebagai seorang yang mempunyai semangat dan bermental baja? Pada awal tahun 2006, Taufik setelah didera cedera dan prestasi yang kurang menggembirakan, ia hanya mampu menempati posisi 12 dunia, namun hal itu tidak menyurutkan semangat Taufik menghadapi musuh bebuyutannya Lin Dan dari China. Dalam dua pertandingan berturut-turut dalam seminggu, Taufik menelan kekalahan rubber sets dari juara dunia asal China, Lin Dan. Semua harapan sepertinya sudah sirna dengan kondisi tim Indonesia yang hanya memperoleh medali perunggu. Saya yakin banyak cemoohan yang dilayangkan kepada Taufik sebagai biang keladi kekalahan tim Indonesia. Namun, juara sejati tidak melihat kekalahan masa lalu sebagai tolak ukur yang menentukan kesuksesan masa depan. Seminggu kemudian, tampil di final tunggal putra di nomor perseorangan, Taufik berhasil melibas Lin Dan sekaligus menjelaskan makna terdalam dalam petikan kata dari Marilyn Vos Savant bahwa kondisi terkalahkan hanya sebuah kondisi sementara, menyerah adalah hal yang membuat kekalahan itu menjadi permanen. Demikian juga komentar mutiara yang dilontarkan pemilik hotel mewah, J. Williard Marriot, yang mengatakan, "Kayu yang kuat bukanlah tumbuh dengan mudah; makin kencang angin, makin kuat pula kayu itu." Di pikiran kita selalu ada pikiran negatif dan positif, dan bergantung pada pikiran mana yang Anda beri kekuatan dan itulah yang dapat mengubah hidup Anda.

Taufik menyadari bahwa, dalam kehidupan sebagai seorang atlet, kalah menang adalah sesuatu yang sementara, oleh sebab itu la mampu bangkit kembali dari kekalahannya dan mengubah semua itu menjadi kemenangan. Taufik menggunakan kekalahannya sebagai refleksi kehidupan, belajar dari dua kekalahan yang mahal dan berhasil mengubah kegagalan menjadi keberhasilan yang talc akan dilupakan oleh bangsa Indonesia. "Taufik, Anda benar-benar Luar Biasa! "


Kalah hanyalah sebuah kondisi yang sementara. Menyerah adalah sikap yang membuat kekalahan itu menjadi pennanen
By: Marilyn Vos Savant


 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...