a

Friday, March 22, 2013

Merancang Budget


Anda tentu sudah akrab atau paling tidak, pernah mendengar istilah business plan. Ya, sebab, hampir semua. perusahaan pasti membuat business plan. Hanya saja, Waktu praktiknya ada perusahaan yang gagal merealisasikan business plan-nya. Target yang dibuat tidak pernah tercapai. Namun ada juga perusahaan yang selalu berhasil mencapai target dalam business plan-nya. Malah ada pula yang selalu melampauinya. Kenapa demikian? Banyak alasan. Bisa karena pembuatan business plan-nya tidak realistis. Terlalu optimis ataupun terlalu rendah.

Business plan, hakikatnya sama seperti financial plan, yakni membuat perencanaan, strategi, dan merealisasikannya. Yang berbeda hanyalah, satu untuk aspek bisnis, sementara yang satunya lagi adalah dalam konteks keuangan. Aspek keuangan bisa saja menjadi bagian dari business plan. Di dalamnya ada angka-angka yang mesti dicapai dan juga langkah-langkah yang mesti ditempuh. Nah, dalam realitasnya, perencanaan keuangan bukan hanya untuk perusahaan, tetapi juga untuk pribadi. Maka kemudian disebut sebagai personal financial planning. Dalam financial planning itu, tentu saja ada tujuan keuangan, yang harus dipersiapkan anggarannya. Ini diistilahkan juga dengan membuat budget. Pertanyaannya, bagaimana membuat budget yang benar?

Benar, tentu saja relatif. Karena setiap orang memiliki tujuan yang berbeda. Namun, budget memiliki kriteria. Artinya, bagaimana agar budget itu menjadi referensi, lalu bisa dibuatkan strategi untuk mencapainya dan memang pada akhirnya bisa tercapai. Bagaimana konkretnya? Begini...

Hal yang paling mendasar, Anda mesti memilih satu dari dua pendekatan  pembuatan budget. Pendekatan pertama adalah menggunakan total penghasilan sebagai variabel tetap dan berdasarkan total penghasilan itu Anda atur pengeluaran, termasuk pengeluaran untuk mencapai sasaran-sasaran keuangan yang hendak Anda tetapkan. Pendekatan kedua, Anda membuat dahulu rencana-rencana keuangan yang hendak Anda capai dan Skala prioritasnya. jumlahkan semua, dan kemudian barulah dicari sumber dana untuk mencapai sasaran keuangan tersebut. Dalam praktiknya, pendekatan pertama tentu saja lebih realistis dan membumi. Sebab, yang perlu Anda lakukan adalah melakukan kontrol terhadap penggunaan penghasilan Anda. Namun, bukan berarti pendekatan kedua tidak bisa Anda lakukan. Pendekatan kedua dapat Anda lakukan, jika karakteristik penghasilan Anda adalah penghasilan tidak tetap, jumlah penghasilan yang akan Anda peroleh sangat bergantung pada produktivitas kegiatan Anda. Namun, dalam bahasan ini, yang diulas hanyalah merancang budget dengan berdasarkan penghasilan tetap yang dimiliki.

Sebagaimana telah dipaparkan, bahwa budget Baru akan bermanfaat jika Anda merancangnya secara realistis namun menantang dan bisa diimplementasikan serta bisa menjadi haluan dalam kegiatan keuangan Anda. Jadi bukan sekadar ada atau malah menjadi budget-budget-an. Pertama, proyeksikan dulu pendapatan Anda dalam setahun. Masukkan semua unsur pendapatan yang bersifat tetap, termasuk dalam hal ini adalah THR dan uang cuti (kalau ada), serta perkiraan bonus yang bersifat wajib Anda terima. Setelah Anda dapatkan jumlahnya, maka perkirakan bahwa tidak semua penghasilan itu menjadi nyata. Misalnya, perkiraan bonus. Bisa saja ternyata tidak terealisir. Oleh karena itu, pendapatan Anda mesti dibuat secara konservatif, dalam arti dikurangkan dulu sekian persen. Dengan kata lain, yang Anda masukkan sebagai sumber pendapatan lebih kurang adalah 80-90 persen saja. Sisanya masih mengandung ketidakpastian. Ini disebut dengan perkiraan pendapatan konservatif.

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...