a

Friday, March 22, 2013

Liburan atau Pendidikan Anak?


Bagaimana perasaan Anda hari-hari ini? Berdebar-debar menanti rapor hasil ujian sekolah buah hati Anda? Sebagian dari Anda mungkin demikian. Menginginkan buah hati naik kelas dan atau berprestasi merupakan idaman setiap orangtua. Namun, di sisi lain, ada juga sekalangan orang yang pikiran dan perasaannya tidak lagi tercurah mengenai prestasi anak-anaknya di sekolah. Paling tidak, bukan cuma soal prestasi pendidikan yang menjadi pikiran mereka. Ya, yang lebih menjadi beban adalah bahwa setiap tahun ajaran baru, kebutuhan dana pendidikan meningkat. Apalagi, jika sang anak sudah dalam periode untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Kebutuhan dananya tentu lebih besar lagi.

Benar, bagi sebagian keluarga, biaya pendidikan anak bukan masalah. Sebab, mereka telah menyiapkannya sejak jauh-jauh hari. Apakah itu dalam bentuk tabungan pendidikan, asuransi pendidikan dan atau dalam bentuk aset yang peruntukannya memang sebagai Jana pendidikan anak. Masalahnya, tidak setiap keluarga telah dan mampu menyiapkan Jana pendidikan anak sejak dini. Jangankan pendidikan anak, mungkin malah ada yang mengatakan bahwa hari-hari ini segala macam sudah menjadi lebih mahal, sebagai akibat kenaikan harga BBM. Dengan kata lain, boro-boro memikirkan anak akan melanjutkan sekolah ke mana, yang ada adalah hari-hari masih terbelit dengan problema kesulitan keuangan.

Namun, apa pun kondisinya. Betapapun sulitnya keadaan ekonomi keluarga, tetap saja, pendidikan buat anak adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar. Anda bisa saja menunda keinginan untuk membeli pakaian, kendaraan atau apa pun yang Anda inginkan, dan membelinya di lain waktu. Tapi, jika menunda pendidikan anak, sama artinya dengan menggadaikan masa depan anak sendiri. Pendeknya, sejelek apa pun kondisi keuangan Anda, menyediakan biaya bagi pendidikan anak merupakan hal mutlak. Dan kalau umparnanya biaya tersebut belum tersedia, Anda mesti siap melakukan "segala jurus" demi berlanjutnya pendidikan anak.

Apa yang dimaksud dengan melakukan "segala hal" di sini? Sederhana. saja. Pendidikan untuk anak merupakan hal wajib bagi Anda. Jika Anda belum memiliki dana yang teralokasikan secara khusus untuk pendidikan anak Anda, Anda harus rela memangkas pengeluaran untuk konsumsi. Jika tetap tidak mencukupi, maka menjual sebagian aset Anda juga harus dilakukan. Mungkin Anda akan mengatakan saran semacam ini tidak masuk akal, karena Anda sudah bersusah payah mengumpulkan aset. Tetapi, jangan lupa, aset masih bisa dicari, namun kalau pendidikan anak terganggu, aset yang Anda miliki bisa jadi tidak berguna lagi. Tentu saja, bukan berarti Anda boleh tidak peduli dengan aset yang dijual tersebut. Memiliki aset tetap merupakan salah satu tujuan keuangan. Namun, bagi bangsa Timur, menyediakan dana bagi pendidikan anak agaknya lebih prioritas. Dengan kata lain, biarkan aset dijual, asal anak tetap bisa memperoleh pendidikan. Kendati demikian, setelah dana hasil penjualan aset dipergunakan untuk membiayai pendidikan anak, tentunya Anda mesti membuatkan perencanaan keuangan untuk bisa memiliki kembali aset sejenis. Konkretnya, Anda mesti menyisihkan sebagian pendapatan Anda secara rutin yang peruntukannya adalah agar dapat kembali membeli aset di suatu ketika.

Itu satu cara. Lalu apa cara yang lain? Anda bisa juga mencari kredit multiguna yang saat ini banyak ditawarkan oleh bank. Gunakan aset Anda sebagai jaminan. Peruntukan kredit tersebut tentunya adalah membiayai pendidikan anak. Selanjutnya, tentu saja Anda mesti mengangsur secara rutin untuk melunasi kredit yang Anda pergunakan. Filosofinya sederhana. Jika Anda membuka tabungan pendidikan, Anda juga mesti mengangsur secara rutin, dan pada suatu waktu dana tabungan pendidikan tersebut dipergunakan untuk membiayai sekolah anak Anda. Kredit multiguna juga mesti diangsur pembayarannya. Jadi, sama-sama mengangsur. Bedanya, kalau di tabungan pendidikan, Anda otomatis dicover oleh asuransi. Sedangkan di kredit, sangat bergantung pada bank pemberi kredit. Apakah akan dicover atau tidak.

Ringkasnya, jika saat ini Anda tidak atau belum memiliki alokasi anggaran untuk membiayai pendidikan anak, sementara tuntutan untuk itu tidak bisa dielakkan, bukan berarti tidak ada jalan keluar. Namun, ongkosnya cukup mahal, yakni bisa jadi Anda mesti kehilangan aset atau mencari kredit dari bank. Dan hal semacam ini bisa terjadi berulang kali, jika Anda tidak menyiapkan perencanaan keuangan dengan balk. Oleh karena itu, mengingat kebutuhan dana pendidikan anak akan terus berlangsung, maka tidak ada salahnya perencanaannya dimulai pada saat ini. Toh, seperti kata pepatah, lebih balk terlambat, dari pada tidak sama sekali.

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...