a

Thursday, March 21, 2013

Makna Uang bagi Orang Kaya



Tidak semua orang memiliki kesamaan pandang terhadap uang. Ada kalangan tertentu, yang kendati uangnya berlimpah ruah, tetap saja menganggap uangnya masih sangat sedikit. Kalangan ini kerap memperlakukan uang sebagai hal terpenting dalam hidupnya. Jika uangnya berkurang, langsung stres. Bahkan jikapun uangnya banyak, kerap merasa khawatir kekurangan uang. Tidak pernah merasa cukup terhadap uang yang dimilikinya. Uang menjadi tujuan utama dari segala aktivitasnya.

Tapi, di sisi lain, tidak sedikit pula orang yang menjadikan uang hanya sekadar alat dalam rangka mencapai tujuan hidup. Uang itu sendiri bukan tujuan. Kalau mereka berbisnis dan atau bekerja, tujuan akhirnya bukanlah demi mendapatkan uang. Uang hanyalah akibat atas aktivitas yang dilakukan. Sehingga, walaupun uangnya tidak banyak, mereka tidak pernah merasa kekurangan. Sebaliknya, jika uangnya banyak, bukan hal sulit untuk membagikannya pada orang-orang lain.

Lantas bagaimana dengan Anda? Apakah Anda tergolong kelompok pertama sebagaimana dipaparkan sebelumnya, atau malah masuk dalam kelompok yang kedua? Apa pun "kelompok" Anda, itu hak Anda. Tapi, tidak ada salahnya kita cermati, bagaimana makna uang bagi kebanyakan orang kaya. Khususnya, orang kaya yang memperoleh kekayaan melalui kerja keras dan kerja cerdas.

Pertama, memahami apa tujuannya memperoleh uang. Bagaimana dengan Anda? Apa tujuan Anda mencari uang? Mungkin Anda akan menjawab, agar bisa membeli rumah bagus, mobil bagus, makan enak, dan lain sebagainya. Pertanyaan selanjutnya, setelah Anda mampu membeli rumah bagus, mobil bagus lantas apakah tidak perlu lagi mencari uang? Boleh jadi Anda akan menjawab, masih perlu, karena ingin mobil yang lebih bagus, atau ingin mobil yang lebih banyak. Oke. Setelah semua tujuan itu tercapai, lantas apa? Mau beli 10 mobil? 10 rumah? Ketika, kemudian Anda mengajukan pertanyaan yang sama, setiap kali Anda telah mencapai tujuan Anda, maka jawabannya adalah "uang dicari untuk mencapai tujuan keuangan yang tidak pernah ada habisnya".

Jika Anda memaknai uang seperti itu, maka Anda akan terjebak dan masuk dalam kategori pertama sebagaimana telah dipaparkan. Anda akan selalu merasa kekurangan. Mencari uang dengan motif seperti itu tidak akan pernah memberi kebahagiaan. Bagi orang-orang kaya, mencari uang sebenarnya bukanlah untuk memuaskan keinginan pribadi semata. Tapi memiliki makna yang lebih luas. Termasuk dalam hal ini adalah alat aktualisasi diri. Intinya, jika tujuan mencari uang bukan sekadar memenuhi target keinginan untuk memiliki lebih banyak harta, maka Anda tergolong berbakat menjadi orang kaya, dalam arti yang sebenarnya, yakni memiliki banyak uang bukan hanya secara harfiah, tapi kaya dalam memperoleh manfaat uang.

Kedua, uang bukan solusi terhadap segala persoalan. Uang bisa membuat seseorang membeli mobil bagus, rumah bagus, dan lain sebagainya. Tetapi uang tidak bisa membeli kesehatan. Uang tidak bisa membeli tidur nyenyak. Uang tidak bisa membeli rasa damai di hati. Jadi uang bukan solusi terhadap segala permasalahan. Uang hanya bisa membantu untuk membeli berbagai barang dan makanan yang berkualitas sehingga menjadi lebih sehat. Jadi, tidak heran, jika orang-orang kaya sangat memberi perhatian terhadap makanan yang dibelinya. Tidak mengherankan pula, jika mereka tidak hitung-hitungan dengan uang, jika menginginkan sesuatu yang bisa membuat dirinya bahagia. Sebaliknya, jika uang yang dimiliki malah membuat sulit tidur, maka uang telah memberi masalah bagi kehidupan. Lihat kasus "Antaboga", misalnya. Itu contoh betapa uang, bagi para pemilik dana yang menempatkan dananya di sana telah berubah menjadi problem.

Coba lihat di sekitar kita, lihat orang-orang kaya (paling tidak sebagian) yang disebut sebagai taipan atau konglomerat. Mereka mengalami pasang surut. Sempat menjadi kaya, lalu kehilangan harta, karena imbas krisis ekonomi. Namun kemudian kembali menjadi kaya, atau bahkan lebih kaya dari sebelumnya. Apa makna semua itu? Uang bagi mereka, ketika memilikinya dan ketika kehilangan, tidak terlalu berbeda. Yang utama adalah aktivitas yang dilakukan sehingga kemudian bisa memberi dampak yang rnenghasilikan uang.

Ketiga, mencari uang adalah hal yang menggembirakan. Orang-orang kaya, umumnya melakukan berbagai aktivitas yang dilakukannya dalam rangka mencari uang dengan rasa gembira. Menikmati apa yang dilakukannya. Tapi, coba cermati beberapa kalangan lain. Kerap mengeluh dan mengatakan bahwa mencari uang semakin sulit. Atau kalau bekerja sebagai karyawan selalu merasa gajinya tidak pernah cukup. Atau bekerja dengan menggerutu karena merasa tidak puas dengan imbal hasil yang diperoleh. Akhirnya, bekerja bukan lagi menjadi hal yang membuat gembira. Sehingga uang yang diperoleh juga akan kehilangan makna.

Keempat, memahami perbedaan antara harga dan nilai uang. Orang-orang kaya umumnya mampu mengukur suatu barang berdasarkan nilai yang terkandung di dalamnya. Itu sebabnya, mereka jika membeli barang, utamanya adalah barang-barang yang telah memiliki merek terkenal. Kenapa? Karena merek terkenal telah memiliki track record terhadap kualitasnya. Mereka tidak akan mengatakan, kenapa merek A mahal sekali. Atau, lihat bagaimana orang-orang kaya rela mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk membeli sebuah lukisan yang menurut kaum awam, mungkin akan sangat mahal. Konkretnya, murah dan mahal bukanlah suatu masalah, karena yang dilihat adalah nilai di balik barang yang dibeli. Demikian pula jika mereka memberikan bantuan kepada masyarakat, panti asuhan, dan lain sebagainya. Jumlahnya bisa sangat besar kalau diukur dari kebayakan orang lain. Konkretnya, penggunaan uang bukanlah didasarkan atas jumlahnya, melainkan dari nilai tukar yang diperoleh oleh uang tersebut.

Selain hal-hal yang diutarakan tersebut, tentu masih sangat banyak makna uang yang lain bagi orang-orang kaya. Poin penting yang bisa dipetik adalah, bahwa uang tidak semata-mata dilihat sebagai uang. Tetapi lebih dari itu, uang hanyalah alat untuk mencapai tujuan. Selamat merenungkan kembali makna uang.

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...