Berbisnis dengan teman bisa jadi menyenangkan. Ada teman dekat yang bisa diajak diskusi apalagi kalau teman Anda itu punya modal dan relasi luas. Tapi kalau Anda memang hendak menjalankan bisnis dengan teman, bahkan sobat akrab sekalipun, tetap saja harus ada persyaratan tersendiri. Berikut beberapa tips memilih teman untuk diajak berbisnis bareng :
1. Reputasi dan Latar Belakang
Sebelum Anda menentukan siapa teman yang akan dipilih, sebaliknya pikirkan juga orang seperti apa yang akan cocok untuk Anda ajak menjalankan bisnis yang sudah Anda pilih. Hal ini penting agar bisnis yang Anda jalani bisa berjalan lancar dan langgeng.
Kenalilah reputasi orang yang akan Anda ajak berbisnis tersebut. Kalau perlu Anda lakukan wawancara kecil-kecilan, tanyakan pengalamannya dalam bekerja, minatnya, dan berapa honor yang diinginkannya. Tanyakan pula apakah ia sering meminjam uang, karena siapa tahu ia tipe orang yang hobi menumpuk hutang, atau gali lubang tutup lubang.
Ketahuilah reputasinya, mungkin bisa diketahui dari teman-temannya atau dari informasi yang bertebaran, apakah ia tipe orang yang bermasalah atau tidak. Apakah ia tipe orang yang senang berkonflik, senang mengeluh dan kurang termotivasi, bahkan cenderung tipe yang suka menyalahkan orang lain atau keadaan atas kesulitan dan kegagalannya? Bukankah Anda juga tidak ingin punya partner yang nantinya akan menyusakan dan menghambat bisnis Anda?
2. Keahliannya
Kalau Anda terkagum-kagum pada kepintaran teman Anda dalam berbicara, bukan berarti teman tersebut sudah memenuhi syarat yang cukup untuk dijadikan rekan bisnis. Dunia bisnis tidak hanya perlu orang yang pandai bicara, tapi juga aktif bertindak dan mencari berbagai peluang. Karena itu, telitilah apakah selain kepandaiannya berbicara, ia juga memiliki keahlian lain yang dibutuhkan dalam berbisnis seperti:
1. Reputasi dan Latar Belakang
Sebelum Anda menentukan siapa teman yang akan dipilih, sebaliknya pikirkan juga orang seperti apa yang akan cocok untuk Anda ajak menjalankan bisnis yang sudah Anda pilih. Hal ini penting agar bisnis yang Anda jalani bisa berjalan lancar dan langgeng.
Kenalilah reputasi orang yang akan Anda ajak berbisnis tersebut. Kalau perlu Anda lakukan wawancara kecil-kecilan, tanyakan pengalamannya dalam bekerja, minatnya, dan berapa honor yang diinginkannya. Tanyakan pula apakah ia sering meminjam uang, karena siapa tahu ia tipe orang yang hobi menumpuk hutang, atau gali lubang tutup lubang.
Ketahuilah reputasinya, mungkin bisa diketahui dari teman-temannya atau dari informasi yang bertebaran, apakah ia tipe orang yang bermasalah atau tidak. Apakah ia tipe orang yang senang berkonflik, senang mengeluh dan kurang termotivasi, bahkan cenderung tipe yang suka menyalahkan orang lain atau keadaan atas kesulitan dan kegagalannya? Bukankah Anda juga tidak ingin punya partner yang nantinya akan menyusakan dan menghambat bisnis Anda?
2. Keahliannya
Kalau Anda terkagum-kagum pada kepintaran teman Anda dalam berbicara, bukan berarti teman tersebut sudah memenuhi syarat yang cukup untuk dijadikan rekan bisnis. Dunia bisnis tidak hanya perlu orang yang pandai bicara, tapi juga aktif bertindak dan mencari berbagai peluang. Karena itu, telitilah apakah selain kepandaiannya berbicara, ia juga memiliki keahlian lain yang dibutuhkan dalam berbisnis seperti:
- Talenta atau kemampuan : Kalau ia tidak mempunyai talenta/kemampuan di bidang yang akan digeluti, tentu hal ini akan merepotkan, bukan? Suatu saat jika timbul suatu masalah di lapangan, Anda akan berjuang seorang diri karena ia tidak dapat memberikan kontribusi sesuai dengan yang Anda harapkan.
- Daya Juang : Perhatikan apakah ia sosok yang pasif, kurang inisiatif, tidak berani mencoba, dan tidak memiliki daya juang. Karena meski kelihatannya ia punya banyak ide untuk mengembangkan usaha, namun jika keinginan untuk merealisasikannya rendah, ia tidak akan banyak membantu! Jangan pernah berpikir bahwa cukup Anda saja yang menjadi ujung tombaknya, karena akan merepotkan. Ia akan selalu menunggu Anda setiap kali harus mengambil keputusan.
- Koordinasi : Penting untuk memiliki kemampuan melakukan koordinasi. Meski rekan Anda diposisikan untuk mengurus tugas-tugas di dalam kantor, bisa saja karena terbatasnya tenaga yang ada, membuatnya harus mengerjakan tugas koordinasi dengan pihak luar. Koordinasi tersebut tentu saja tidak hanya dilakukan lewat telepon, tapi juga sesekali harus mengecek ke lapangan apakah koordinasinya sudah dilaksanakan sesuai rencana.
3. Tetapkan Aturan Main
Mungkin pada awal kerja sama keterbukaan sudah disepakati bersama, tapi dalam prakteknya, hal ini sulit dilaksanakan. Selain karena hubungan Anda dengan teman Anda setara, satu sama lain pun cukup akrab. Nah, biar tidak tidak kesalahpahaman dan keraguan, upayakan langkah-langkah berikut sejak awal:
- Tugas Sesuai Kapasitas : Buat pembagian tugas berdasarkan kapasitas dan gaya kerja masing-masing. Berikan tanggung jawab pengawasan lapangan bagi orang yang dinamis, tegas, dan mampu mengambil keputusan. Tugaskan orang yang pandai bergaul dan bernegosiasi untuk berhubungan dengan pihak luar (misalnya saja mencari order atau berhubungan dengan pemasok). Jangan berikan tugas administrasi mengurus administrasi pada orang yang kerjanya tidak sistematis dan kurang cermat.
- Saling Pantau : Tetapkan aturan untuk saling memantau proses kerja dan kemajuannya. Sepakati bahwa tindakan tersebut bukan untuk mencampuri urusan orang lain, tetapi dalam rangka saling mengingatkan. Anda bisa memajang papan komunikasi yang isinya bukan hanya jenis proyek, tapi juga proses kerja dan kemajuannya. Optimalkan urusan komunikasi agar terhindar dari sikap sungkan bertegur sapa, saling menyalahkan, dan menggerutu tidak perlu di belakang.
- Rapatkan Masalah : Jika terjadi kesalahpahaman, segera selesaikan secara terbuka dalam rapat khusus. Jangan tunda atau melakukannya sambil lalu sementara masalah sebenarnya tidak tergali karena ini malah akan memperuncing keadaan. kasak-kusuk di belakang tidak hanya akan membuat suasana kerja tidak menyenangkan, tetapi juga menurunkan produktivitas.
- Bersikap Tegas : Buat peraturan yang tegas, terlebih bila tempat kerja menggunakan rumah pribadi salah satu anggota yang terlibat dalam bisnis. Jangan sampai kepentingan keluarga dan kepentingan kantor saling mengganggu. Misalnya, atur penggunaan telepon atau kamar kecil. Selain memudahkan pemantauan biaya, paling tidak fasilitas kantor tidak dicampuradukkan penggunaannya untuk urusan pribadi.
4. Mengelola Keuangan
Tetapkan kebijaksanaan keuangan yang jelas dan tegas serta disepakati bersama, seperti peminjaman uang, pengambilan pinjaman, atau penggantian biaya transportasi. Semua anggota wajib menyadari bahwa uang yang ada adalah uang perusahaan dan digunakan hanya demi mempertahankan kelangsungan usaha.
- Gaji : Baik yang menanam modal atau tidak, sebaiknya untuk setiap orang ditetapkan sistem gaji yang jelas sesuai dengan beban tanggung jawab dan keahlian masing-masing. Jangan sampai masalah sensitif ini membuat semua orang berhitung tentang apa yang hendak dikerjakannya.
- Rekening : Buatlah rekening bank tersendiri, jangan disatukan dengan rekening pribadi. Pengeluaran uang harus disetujui oleh lebih dari satu orang sehingga pengelolaan uang lebih terkontrol.
- Rapi : Semua anggota wajib memelihara administrasi (baik administrasi keuangan, order, pembelian, pengeluaran, maupun surat-surat keluar-masuk lainnya). Hal ini untuk memudahkan setiap anggota dalam menangani tugasnya dengan tidak adanya kertas-kertas penting yang tercecer atau hilang begitu saja.
- Sepakati : Pilihlah orang yang tepat untuk mengelola bagian yang sensitif yaitu bagian keuangan. Yakinkan semua anggota untuk menyepakati pilihan tersebut.
by Nurul Hidayati