a

Thursday, March 28, 2013

Memahami jenis Pinjaman


Sebagian besar dari Anda, ketika mendengar kata pinjaman, pasti langsung mengasosiasikannya dengan kredit bank. Tidak salah memang, tapi yang dimaksud dengan pinjaman jauh lebih luas dari sekadar kredit bank. Dan sebagaimana pernah diulas, mencari pinjaman untuk berinvestasi bukanlah hal buruk, sepanjang kegunaannya untuk kegiatan produktif dan dari kegiatan tersebut pinjaman bisa dibayar kembali.

Memang, kelazimannya, pinjaman dalam bentuk nonkredit lebih sering dilakukan oleh perusahaan-perusahaan. Misalnya, perusahaan menerbitkan obligasi atau surat utang jangka panjang dan kemudian dijual kepada masyarakat atau pihak yang berminat. Akan tetapi, pinjaman model seperti itu hanya bisa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah berjalan dan memenuhi berbagai persyaratan yang cukup rumit. Lantas bagaimana dengan perusahaan baru atau bahkan perusahaan perorangan? Apakah tidak ada alternatif lain dalam mencari pinjaman, selain dalam bentuk kredit bank? Jelas ada. Dalam konsep manajemen keuangan, pencarian modal untuk berbisnis sebenarnya bisa dibagi menjadi beberapa tahap. 

Tahap pertama adalah dengan modal sendiri. Ini yang sangat lazim terjadi. Selanjutnya jika perusahaan sudah mulai jalan, maka untuk mencari modal tambahan bisa saja menggunakan modal ventura (venture capital). Modal ventura adalah lembaga keuangan yang memberi pinjaman dalam bentuk pinjaman modal. Jadi, modal ventura akin menempatkan dana dalam bentuk equity dan pengembaliannya adalah berdasarkan profit sharing. Tahap yang lebih berikut adalah meminjam dari bank. Terhadap pinjaman bank ini, perusahaan akan dimintakan jaminan atau collateral dan harus juga memenuhi bermacam persyaratan administratif lainnya. Jika kebutuhan akan modal sudah menjadi lebih besar lagi, perusahaan bisa mencarinya di pasar modal. Misalnya dengan melakukan go public, menerbitkan obligasi dan bermacam surat utang lainnya.

Dalam realitasnya, apa yang dipaparkan tersebut tentu saja tidak semudah dibayangkan. Untuk mencari modal dari venture capital misalnya. Pemilik usaha harus mempunyai konsep usaha dan bisnis yang jelas. Selain itu, proyek atau bisnis yang hendak dikembangkan memang memiliki prospek yang bagus. Di Indonesia, dewasa ini cukup banyak perusahaan yang bergerak di bidang ventura capital. Beberapa tahun silam, pemerintah bahkan pernah mendirikan sekitar 100 modal ventura yang tersebar di berbagai daerah. Sayangnya, kiprah modal ventura itu tidak terlalu kedengaran, sehingga kurang menjadi pilihan bagi masyarakat sebagai alternatif mencari pendanaan.

Oke, lantas bagaimana jika ternyata alternatif sumber dana dalam bentuk pinjaman dari berbagai lembaga tersebut sulit untuk diperoleh? Apakah kemudian pasrah? Jelas tidak. Ada beberapa alternatif sumber dana untuk memperoleh pinjaman yang sebenarnya relatif paling mudah, namun sering kali luput dari perhatian. Salah satunya adalah lembaga Pegadaian. Lembaga ini dulu sering kali ditafsirkan hanya melayani "orang-orang susah" yang butuh uang. Dan kalangan ini, demi memperoleh pinjaman boleh menggadaikan apa saja, mulai emas, motor, radio, televisi sampai sarung.

Dengan setting seperti itu terbentuklah interpretasi bahwa lembaga Pegadaian hanya untuk kalangan bawah. Padahal sama sekali tidak benar. Lembaga Pegadaian merupakan lembaga keuangan nonbank yang bisa memberikan pelayanan pinjaman dana dengan jaminan barang-barang yang dimiliki peminjam. Dalam hal ini bahkan termasuk saham perusahaan peminjam. Jadi cakupannya cukup luas. Di sisi lain, memperoleh pinjaman dari Pegadaian bukan sesuatu yang sulit. Hanya saja, karena kemudahan tersebut tentu saja pinjaman yang diberikan oleh Pegadaian biayanya sedikit lebih mahal ketimbang bank. Ini wajar, sebab sebagian sumber dana Pegadaian itu sendiri sebenarnya berasal dari bank.

Hal yang harus diperhatikan dalam memperoleh pinjaman dari Pegadaian sebenarnya adalah bahwa pinjaman tersebut mesti bersifat sementara. Artinya jangan dijadikan sebagai sumber dana jangka panjang. Sebab, secara prinsip, pinjaman dari Pegadaian adalah untuk mengatasi masalah cash flow. Bukan karena peminjam tidak memiliki kemampuan. Atau bukan karena sama sekali tidak memiliki modal usaha. Dengan kata lain, jika kondisi keuangan peminjam sudah mulai membaik, maka harus juga dicari alternatif sumber dana pinjaman lain yang bersifat lebih lunak.

Apa yang dimaksud dengan sumber dana pinjaman yang bersifat lebih lunak? Pinjaman yang semata-mata didasarkan atas kepercayaan. Konkretnya, pernahkah Anda berpikir untuk mendapatkan pinjaman dari orang-orang terdekat Anda? Pinjaman dari om, tante, kakak, adik, sepupu, sahabat, dan lain sebagainya? Umpamakan Anda memiliki rencana bisnis atau usaha yang Anda yakini akan memberikan keuntungan, namun Anda kekurangan modal. Salah satu sumber untuk mengatasi kekurangan modal itu sebenarnya adalah dengan mengajak handai tolan Anda berpartisipasi. Partisipasi itu bisa dalam 2 (dua) bentuk, yakni pinjaman biasa dan yang kedua ikut serta sebagai pemilik.

Jika Anda yakin bahwa mencari pinjaman dari sanak saudara merupakan jalan keluar terhadap permasalahan modal usaha Anda, maka yang perlu dipersiapkan berikutnya adalah mekanisme pinjaman itu sendiri. Sebab, sering kali pinjaman dari saudara pada akhirnya berbuah sengketa. Kenapa? Karena tidak dibuatkan mekanismenya secara benar. Jadi, kalau kemudian usaha merugi dan pinjaman tidak bisa dikembalikan, seolah¬olah persoalan selesai begitu saja. Padahal bagi si pemberi pinjaman, apakah itu diberikan kepada saudara, teman, sahabat, tetap saja adalah hak si pemberi pinjaman untuk mendapatkan kembali dana yang telah dipinjamkannya. Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal semacam itu, jika Anda bermaksud melakukan pinjaman dari handai tolan, sebaiknya tetap dibuatkan tata cara yang profesional. Apa maksudnya?

Sederhana saja. Dalam mekanisme pinjaman ada hak dan kewajiban. Hal tersebut mesti dituangkan dalam kesepakatan tertulis yang berkekuatan hukum. Jadi ada tanggung jawab hukum bagi kedua belah pihak. Mungkin, Anda akan bertanya, kok pinjaman sama teman saja mesti pakai kesepakatan tertulis? Anda bisa berpendapat seperti itu, karena saat ini belum ada masalah. Coba kalau di kemudian hari ada masalah, pasti akan sangat merepotkan karena hak dan kewajiban yang diperjanjikan tidak tertuang secara tertulis. Jadi, sekali lagi, pinjaman kepada sanak saudara pun sebaiknya dituangkan daiam perjanjian. Lalu, disebutkan semua hak dan kewajiban, termasuk konsekuensi jika Anda wanprestasi dalam membayar kewajiban tersebut.

Itu satu hal. Hal lain lagi, tentu saja adalah niat baik. Jika Anda berhasil mendapatkan pinjaman dari sanak saudara, sebenarnya Anda sangat beruntung. Kenapa? Karena, Anda tidak perlu memberikan jaminan. Jaminannya hanya berupa kepercayaan handai tolan tersebut kepada Anda. Dan kepercayaan merupakan aset yang sangat mahal. Oleh karena itu, jika terjadi masalah pada usaha Anda sehingga kemampuan membayar kembali menjadi rendah, sebaiknya Anda tidak menghindar dari kewajiban Anda. Konkretnya, Anda cukup meminta penjadwalan kembali dari pembayaran pinjaman tersebut. Anda tetap saja masih memiliki kewajiban membayar sampai kapan pun juga. Jika prinsip ini bisa Anda pegang secara konsisten, maka kepercayaan terhadap diri Anda akan terpelihara dan mencari pinjaman baru akan lebih mudah.

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...