a

Monday, December 24, 2012

Lance Armstrong dan Tour De France

Contoh hebat tentang bagaimana pikiran kita mengendalikan nasib kita adalah cerita tentang Lance Armstrong. Pada usia 19 tahun, Lance Armstrong telah memenangkan 12 perlombaan balap sepeda dan menjadi salah satu pembalap sepeda profesional paling sukses di dunia. Ia telah memenangkan banyak perlombaan top kecuali Tour De France, balap sepeda paling menantang di dunia, di mana 400 pembalap berlomba dalam sebuah perlombaan yang mencakup jarak lebih dari 1.200 mil. Ia telah tiga kali mencoba dan gagal memenangkan Tour De France, namun ia telah menetapkan kalau pada akhirnya ia akan memenangkan hadiah utama balap sepeda itu.

Lalu, usia 20 tahun, ia dihadapkan pada salah satu tantangan terbesar dalam hidupnya. Dalam sebuah pemeriksaan medis, ia diberi tahu oleh para dokter kalau ia mengidap kanker otak stadium tiga. Berita yang lebih buruknya adalah, kanker itu telah menyebar hingga ke tulang dan testisnya. Ini adalah salah satu kejadian paling buruk yang mungkin dihadapi oleh manusia, khususnya usia semuda itu.

Kebanyakan orang yang berada dalam situasi itu mungkin akan berfokus pada pemikiran seperti, "Mengapa ini terjadi pada saya?" atau "bagaimana saya dapat terus berlomba, duduk di kursi sepeda selama berjam-jam dengan testis yang terkena kanker?" Pada saat bersamaan, mereka mungkin mengatakan, "Terkena kanker berarti saya akan terlalu lemah untuk berlomba" atau "Ini berarti hidup saya berakhir." Berfokus pada pemikiran-pemikiran ini hampir pasti akan menjamin akhir dari karier dan kehidupan orang ini.

Namun, Lance Armstrong tahu bahwa nasibnya ditentukan oleh responsnya, bukan kejadian yang terjadi pada dirinya. Ia mengarahkan pikirannya untuk tetap fokus pada, "Bagaimana cara agar saya cepat pulih sehingga saya dapat kembali berlomba?" Pemikiran ini memotivasinya untuk melawan kankernya dan kembali sembuh.

Setelah kemoterapi berbulan-bulan, akhirnya ia mengalahkan kankernya dan kembali berlatih untuk dapat kembali mengikuti kompetisi. Selama 7 tahun berikutnya, ia menjadi orang pertama yang memenangkan rekor memenangkan Tour De Fance sebanyak 7 kali berturut-turut. Hal yang menakjubkannya adalah, sebelum ia melawan kanker, ia tidak pernah hampir memenangkan lomba itu. Tapi ia dapat memenangkannya setelah ia pulih dari penyakitnya. Ketika ditanya mengapa, Lance mengatakan bahwa setelah melawan kanker, melawan para pesaingnya menjadi terasa mudah. Dalam pikirannya, ia percaya bahwa melawan kanker membuatnya lebih kuat secara mental dan fisik. Arti yang diberikannya pada kejadian yang menimpanya memberinya kekuatan untuk mencapai hasil yang dia inginkan.

Ingatlah bahwa Anda tidak dapat selalu mengendalikan kejadian-kejadian dan keadaan-keadaan di luar diri Anda. Namun, ketika Anda mengendalikan pikiran, emosi, dan tidakan di dalam diri Anda, Anda akan menentukan hasil-hasil yang akan dicapai.

Jadi, lain kali jika Anda menghadapi sebuah kejadian yang menantang, arahkan secara sadar pikiran Anda kepada hal apa yang perlu difokuskan dan apa arti yang harus diberikan pada pengalaman itu.
by Adam Khoo
 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...