Kita tidak akan bertindak untuk mencapai tujuan apabila kita tidak merasa harus. Di dunia ini semua pencapaian yang dahsyat pasti dicapai karena orangnya mempunyai alasan yang sangat kuat untuk menjadi dahsyat (baik secara sadar maupun secara tidak sadar). Contoh, apakah menurut Anda Carl Lewis, juara olimpiade lari 100 meter, hanya sekedar lari-lari tanpa alasan dan kemudian menjadi juara? Sudah pasti tidak.
Pada dasarnya otak kita hanya mencari kenikmatan dan menghindari penderitaan. Semua perubahan yang dramatis dalam hidup juga dilandasi oleh keinginan untuk mencari kenikmatan dan menghindari penderitaan. Bila kita ingin berubah, kita harus jelas mengetahui apa sengsaranya bila kita tidak berubah atau tidak mencapainya. Kita juga perlu tahu apa nikmatnya bila kita berubah atau mencapainya.
Agar kita merasa harus mencapai tujuan kita ada beberapa hal yang bisa ditempuh, yaitu :
Mengetahui Kerugian atau Keuntungannya
Kita akan merasa harus mencapai tujuan kita dengan bimbingan pertanyaan untuk mengetahui kerugian bila kita tidak mencapinya, dan keuntungan bila kita mencapainya.
*) Apa ruginya (harus emosional) kalau saya tidak bekerja untuk mencapai tujuan ini? Apa yang terjadi terhadap orang yang saya cintai kalau saya tidak bekerja untuk mencapai tujuan saya ini? Penyesalan apa yang akan mereka katakan kepada saya? Lima tahun lagi, sepuluh tahun lagi, dua puluh tahun lagi, apa yang saya sesali kalau saya tidak bekerja untuk mencapai tujuan ini?
*) Apa untungnya (harus emosional) kalau saya bekerja untuk mencapai tujuan ini? Sukacita apa yang akan terjadi terhadap orang-orang yang saya cintai kalau saya bekerja untuk mencapai tujuan saya? Lima tahun lagi, sepuluh tahun lagi, dan dua puluh tahun lagi, sukacita apa yang akan saya dapatkan apabila saya bekerja untuk mencapai tujuan saya?
*) Kenapa saya harus bertindak sekarang untuk mencapai tujuan saya? Ruginya apa kalau saya menunda? Untungnya apa kalu saya kerjakan sekarang?
Merasakan Sengsara dan Nikmatnya
Kita bisa "measa harus" bila kita mengalami hal yang menyakitkan karena kita tidak bertindak menuju tujuan kita dan membayangkan kenikmatan yang muncul sebagai akibatnya.
Pengalaman yang menyakitkan akan mengubah hidup kita kalau kita belajar memberi arti atau makna yang membuat kita menjadi lebih kuat sedemikian sehingga kita bertindak menuju apa yang kita inginkan. Pengalaman menyakitkan itu bisa kita alami secara langsung atau cukup kita bayangkan dengan penuh perasaan (conditioning). Bagi otak kita tidak ada bedanya pengalaman langsung atau pengalaman yang kita bayangkan itu. Kalau secara emosional kita bisa membayangkan pengalaman menyakitkan, kita akan berubah dan segera bertindak.
Bisakah Anda bayangkan, rasakan, dengarkan secara detail dan emosional ketika orang kita cintai sakit dan berada di rumah sakit dan kita tidak mampu membiayainya?
Kita akan bisa merasa harus mencapai tujuan kita, bila kita bisa "merasakan" kenikmatan yang timbul bila tujuan itu kita capai. Bayangkan leganya perasaan Anda bila secara keuangan keluarga Anda betul-betul bebas.
Karena sengsara dan nikmat adalah relatif bagi setiap orang, tugas Anda adalah menulis salah satu goal keuangan Anda, kemudian :
1. Bayangkan, rasakan, dengarkan penderitaan yang amat sangat dengan detail dan emosi apabila Anda tidak mencapai goal yang Anda tentukan, dalam waktu yang Anda tentukan.
2. Bayangkan, rasakan, dengarkan kenikmatan yang amat sangat dengan detail dan emosional apabila Anda mencapai goal yang Anda tentukan dalam waktu yang Anda tentukan.
by TDW
Setelah Anda mengetahui cara mencapai tujuan, coba baca artikel terkait tentang tujuan tidak harus masuk akal.